Rabu 18 Nov 2015 13:53 WIB

Menpar: Wisata Ziarah Harus Punya Nilai Keekonomian

Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pariwisata Arief Yahya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, wisata ziarah harus memiliki nilai keekonomian selain nilai-nilai spiritual. Nilai ekonomi yang dikedepankan agar memberikan manfaat untuk masyarakat di sekitarnya.

"Wisata ziarah harus bisa menyejahterakan umat di sekitarnya," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam Workshop Nasional Tata Kelola Destinasi Wisata Ziarah di Auditorium Adhyana, Wisma Antara, Jakarta, Rabu (18/11).

Arief mengatakan, ada tiga hal yang harus dipenuhi untuk mewujudkkan pengembangan pariwisata berkelanjutan, termasuk untuk situs wisata ziarah, yaitu lingkungan, ekonomi, dan komunitas. Wisata ziarah harus memperhatikan lingkungan dan dapat menyejahterakan masyarakat serta memperkuat komunitas-komunitas di sekitarnya.

Selain itu, Arief mengatakan pengelolaan wisata ziarah juga harus dikelola secara profesional. Dia menyatakan, pemerintah telah berkomitmen menyiapkan anggaran Rp 1 miliar untuk masing-masing situs Walisongo.

"Situs wisata ziarah harus memiliki pemasaran dan acara sesuai karakternya masing-masing. Semua harus dipersiapkan. Bila ada tari disiapkan koreografernya, lagu disiapkan komposernya, busana disiapkan desainernya," katanya.

Selain promosi dan acara, hal lain yang perlu diperhatikan adalah sanitasi pada situs wisata ziarah. Arief mengatakan, yang mendapat penilaian terburuk dari destinasi wisata Indonesia, termasuk wisata ziarah, adalah sanitasi. 

"Banyak tempat wisata, termasuk masjid-masjid yang menjadi tujuan wisata ziarah, toiletnya jorok. Padahal, kata orang Islam, kebersihan adalah sebagian dari iman. Kita perlu fokus untuk memperbaiki hal itu," tegasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement