REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posisi ketua DPR RI guncang setelah pengaduan Menteri ESDM Sudirman Said ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), kemarin (17/11). Satu orang politikus DPR RI, menurut Menteri Sudirman, melakukan pencatutan nama Jokowi-JK untuk meminta 20 persen saham PT Freeport Indonesia.
Politikus itu diduga kuat merupakan Setya Novanto, sesuai bocoran dokumen yang beredar. Terkait itu, anggota Fraksi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko menilai, sebaiknya Ketua DPR RI Setya Novanto mundur dari jabatannya.
(Baca: Ini Pernyataan Resmi Setya Novanto Terkait Tudingan Mencatut Nama Jokowi)
Sehingga, lanjut anggota Komisi II DPR RI ini, MKD dapat bekerja dengan lebih baik dan jauh dari upaya penggembosan. "Sebaiknya Setya Novanto melepaskan jabatannya selaku Ketua DPR secara sukarela guna memudahkan pemeriksaan MKD. Jangan sampai MKD diintervensi sehingga menjadi loyo," ujar Budiman Sudjatmiko dalam pesan singkatnya, Selasa (17/11).
(Baca: Transkripsi Laporan Sudirman Said Bocor, MKD DPR Lapor Polisi)
Pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres Kalla untuk urusan pribadi merupakan hal yang memalukan. Apalagi, kata dia, oknum DPR RI ini sebelumnya juga membuat heboh dengan hadir di acara kampanye Donald Trump, pengusaha yang sedang melaju dalam pemilihan presiden Amerika Serikat.
(Soal Laporan Sudirman Said, Ini Komentar Wakil Ketua DPR)
"Ini adalah persoalan yang sangat mencoreng lembaga DPR sebanyak dua kali oleh orang yang sama. Setelah peristiwa pertemuan yang bersangkutan dengan Donald Trump beberapa waktu lalu," tegas dia.
(Baca: Ini Penjelasan Resmi Setya Novanto Soal Pertemuan dengan Trump)