REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Kwartir Nasional Pramuka Indonesia, Adhyaksa Dault, mengecam aksi teror yang terjadi di Paris pada Jumat (13/11) malam waktu setempat. Ia menegaskan kejadian itu sungguh tidak manusiawi.
''Ini tidak benar, apapun motif dan alasannya. Kejam! Dengan segala keragaman manusia, kepentingan dan keyakinan yang ada, kedamaian dan keharmonisan dunia harus tetap kita jaga,'' kata Adhyaksa dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Ahad (15/11).
Adhyaksa juga meminta seluruh anggota Pramuka untuk mengheningkan cipta dan berdoa bagi para korban teror yang menewaskan ratusan warga tak bersalah itu.
''Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Kita Pramuka harus selalu menjaga kedamaian dan keharmonisan dimana pun kita berada,'' jelas Adhyaksa.
Saat ini Gerakan Pramuka Indonesia tengah menjalankan program 'Messenger of Peace' (MoP) bersama seluruh Gerakan Pramuka se-Dunia. Indonesia dianggap yang terbaik menjalankan program MoP. Tujuan MoP adalah melakukan berbagai kegiatan demi menjaga dan mencipatakan perdamaian dunia.
Namun begitu Adhyaksa Dault meminta semua pihak untuk tidak tergesa-gesa mengkaitkan tindak kekerasan itu dengan agama atau keyakinan tertentu, apalagi dalam konteks Indonesia. ''Biarkan otoritas keamanan di Paris yg bekerja terlebih dahulu. Jangan membuat spekulasi yang tidak perlu. Kita bantu dan doakan keselamatan para korban bom,'' ujarnya.