Kamis 12 Nov 2015 17:24 WIB

Proyek Penanggulangan Banjir Bandung Terkendala Biaya

Rep: c01/ Red: Friska Yolanda
Pekerja membersihkan gorong-gorong di trotoar jalan H. Agus Salim, Jakarta Pusat, Selasa (25/3).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pekerja membersihkan gorong-gorong di trotoar jalan H. Agus Salim, Jakarta Pusat, Selasa (25/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung merancang beberapa proyek untuk menanggulangi banjir di masa mendatang. Akan tetapi, biaya yang dibutuhkan dalam pembangunan proyek tersebut menjadi tantangan tersendiri.

Salah satu proyek yang dirancang Pemkot Bandung untuk menanggulangi banjir ialah melalui ground tank. Sebanyak tiga unit ground tank yang bernama Tabungan Air (Tabir) Bandung akan ditanam di bawah tanah dengan kedalaman sekitar 30 meter di depan Pasar Induk Gedebage.

Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung Iskandar Zulkarnain mengatakan, pembangunan tiga tangki bawah tanah itu akan menelan dana yang cukup besar. Diperkirakan, pembangunan proyek tersebut membutuhkan biaya sekitar Rp 30 miliar-Rp 40 miliar.

“Kita masih berjuang di anggarannya,” kata Iskandar, Kamis (12/11).

Selain anggaran, Detail Engineering Design (DED) proyek tangki bawah tanah itu juga masih disusun. Meski begitu, Iskandar berharap proyek penanggulangan banjir ini dapat segera terlaksana.

Selain proyek tangki bawah tanah Tabir Bandung, Pemkot Bandung juga mulai melaksanakan pembangunan gorong-gorong sebagai penanggulangan banjir. Proyek gorong-gorong yang saat ini sedang berjalan ada di wilayah Cikutra. 

Pembuatan gorong-gorong ini menggunakan sistem jacking. Sistem tersebut membuat gorong-gorong di Cikutra memiliki sistem kerja seperti bor di bawah. Dengan begitu, kinerja proyek gorong-gorong tersebut menjadi lebih cepat dan lebih efektif dari sisi waktu.

“Memang agak lebih mahal dibanding manual, tapi itu dari sisi waktu dan kecepatan bisa lebih cepat,” kata Iskandar.

Selain di Cikutra, pembangunan gorong-gorong juga dilakukan di wilayah Djundjunan. Jika di kedua tempat tersebut gorong-gorong dapat berjalan efektif, pembangunan gorong-gorong juga akan dicoba di beberapa lokasi lain yang sering dilanda banjir.

Sampah masih menjadi salah satu penyebab banjir yang paling umum ditemui di Kota Bandung. Meski tim dari DBMP sudah secara rutin melakukan pengerukan, pada saat hujan, sampah yang berada di hulu terbawa hingga ke hilir dan menyebabkan banjir.

Oleh karena itu, Iskandar berharap masyarakat juga dapat bekerjasama dalam menanggulangi banjir dengan tidak membuang sampah sembarangan, khususnya pada saluran air. Jika masyarakat dapat bekerjasama, Iskandar yakin masalah banjir di Kota Bandung dapat tertanggulangi dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement