Rabu 11 Nov 2015 16:54 WIB

TNI AD dan AL Patroli Rutin di Laut Cina Selatan

Rep: Andi Nurroni/ Red: Ilham
Wilayah Natuna yang berdekatan dengan Laut Cina Selatan.
Foto: Antara
Wilayah Natuna yang berdekatan dengan Laut Cina Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketegangan semakin meningkat di Laut Cina Selatan, seiring menguatnya penetrasi Cina di kawasan tersebut. Pada saat yang bersamaan, Tentara Nasional Indonesia (TNI), melalui matra Angkatan Laut dan Angkatan Udara, melakukan operasi pengamanan rutin di sekitar wilayah tersebut.

Meski begitu, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyampaikan, apa yang dilakukan TNI tidak lebih dari patroli rutin, bukan patroli siaga.

“Semua (wilayah terluar) harus kita pantau,” ujar Panglima TNI seusai memberikan kuliah umum di kampus Universitas Airlangga Surabaya, Rabu (11/11).

Gatot membenarkan, saat ini TNI sedang mengembangkan pangkalan militer di Kepulauan Natuna, daerah terluar Indonesia di dekat Laut Cina Selatan. Namun demikian, Gatot lagi-lagi tidak ingin meyebutnya sebagai program khusus menghadapi ancaman konflik Laut Cina Selatan.

“Pangkalan militer mamang program TNI di tempat-tempat terdepan, bukan hanya di sana (Natuna),” kata Gatot.

Tekait konflik di Laut Cina Selatan, Gatot menyampaikan, Indonesia sekuat tenaga mengupayakan perdamaian dan stabilitas di sana. Ia mengimbau, jangan ada kekuatan manapun yang melakukan kegaitan yang dapat meningkatkan tensi di wilayah tersebut.

Saling klaim wilayah di Laut Cina Selatan telah berlangsung sejak lama, melibatkan sejumlah negara, yakni Cina, Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia dan Brunei. Belakangan, ketegangan di kawasan tersebut menguat setelah Cina secara sepihak mereklamasi Kepulauan Spratly. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement