REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penetapan seseorang menjadi pahlawan dinilai sering menimbulkan pro dan kontra. Bagi pihak tertentu seseorang mungkin dianggap pahlawan, namun bagi pihak lainnya seseorang mungkin tak pantas disebut pahlawan.
Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, baiknya tak perlu ada penetapan pahlawan nasional. Menurutnya, biarlah masyarakat yang menilai atau sejarah yang menilai siapa yang pantas dan tidak pantas disebut pahlawan nasional.
"Mereka yang telah bekerja untuk kemaslahatan bangsa negara sejatinya tidak berharap disebut sebagai pahlawan," katanya, Rabu (11/11).
Dedikasi hidup mereka diabadikan untuk kepentingan orang lain tanpa ada harapan disebut sebagai pahlawan. Biarlah sejarah dan masyarakat, lanjutnya, yang menyebut siapa yang pahlawan sesungguhnya tanpa perlu ada penetapan resmi dari negara.
"Penetapan pahlawan oleh negara seringkali didasari oleh subyektifitas penguasa siapa dan kelompok apa yang berkuasa. Ini memicu perdebatan, habis energi kita berdebat tentang kepantasan seorang tokoh disebut pahlawan atau tidak," ujar Dahnil.