Rabu 11 Nov 2015 09:09 WIB
Hari Pahlawan

Pemuda Muhammadiyah: Tak Perlu Ada Penetapan Pahlawan Nasional

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Angga Indrawan
MenPAN RB Yuddy Chrisnandi melemparkan karangan bunga ke laut dalam upacara peringatan Hari Pahlawan di atas kapal perang KRI Banda Aceh di perairan Teluk Jakarta, Selasa (10/11).  (Antara/Sigid Kurniawan)
MenPAN RB Yuddy Chrisnandi melemparkan karangan bunga ke laut dalam upacara peringatan Hari Pahlawan di atas kapal perang KRI Banda Aceh di perairan Teluk Jakarta, Selasa (10/11). (Antara/Sigid Kurniawan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penetapan seseorang menjadi pahlawan dinilai sering menimbulkan pro dan kontra. Bagi pihak tertentu seseorang mungkin dianggap pahlawan, namun bagi pihak lainnya seseorang mungkin tak pantas disebut pahlawan.

Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, baiknya tak perlu ada  penetapan pahlawan nasional. Menurutnya, biarlah masyarakat yang menilai atau sejarah yang menilai siapa yang pantas dan tidak pantas disebut pahlawan nasional. 

"Mereka yang telah bekerja untuk kemaslahatan bangsa negara sejatinya tidak berharap disebut sebagai pahlawan," katanya, Rabu (11/11).

Dedikasi hidup mereka diabadikan untuk kepentingan orang lain tanpa ada harapan disebut sebagai pahlawan. Biarlah sejarah dan masyarakat, lanjutnya, yang menyebut siapa yang pahlawan sesungguhnya tanpa perlu ada penetapan resmi dari negara.

"Penetapan pahlawan oleh negara seringkali didasari oleh subyektifitas penguasa siapa dan kelompok apa yang berkuasa. Ini memicu perdebatan, habis energi kita berdebat tentang kepantasan seorang tokoh disebut pahlawan atau tidak," ujar Dahnil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement