Selasa 10 Nov 2015 14:08 WIB

Menteri Yuddy Setuju Soeharto dan Gus Dur Jadi Pahlawan Nasional

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi (tengah).
Foto: Ist
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Soeharto layak menjadi pahlawan nasional, kata Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) Yuddy Chrisnandi.

"Setiap yang berjasa pada Indonesia dan kehadirannya dirasakan banyak orang layak menjadi pahlawan, baik itu mantan presiden, wakil presiden, maupun tokoh-tokoh nasional lainnya," ujar Yuddy usai menjadi inspektur upacara tabur bunga memperingati Hari Pahlawan di KRI Banda Aceh 593, Jakarta, Selasa (10/11).

(Baca: Soeharto Dinilai Layak Dapat Gelar Pahlawan Nasional)

Nama Presiden kedua dan keempat Indonesia itu diusulkan oleh Tim Peneliti dan Pengkajian Gelar Pahlawan (TP2GP) Pusat untuk diangkat menjadi pahlawan nasional. Namun, menurut Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, rencana tersebut masih ada di Dewan Gelar dan menunggu waktu yang tepat untuk diputuskan, setelah dipastikan tidak ada hal-hal pemberat di dalamnya.

Hal ini juga diketahui oleh Menpan-RB. Menurutnya, penetapan seseorang menjadi pahlawan nasional membutuhkan proses yang tidak sebentar karena harus melewati pengujian sejarah sekaligus melihat rekam jejak perjuangan.

"Saya rasa, semua proses itu sudah dilalui dan menunggu saat yang tepat untuk melakukan penetapan, walau memang bukan pada  2015," kata Yuddy.

(Baca: Diusulkan Jadi Pahlawan, Ini Pelanggaran HAM di Era Soeharto)

Sebagai syarat pahlawan nasional, setelah semua terpenuhi, pengesahan akan dilakukan oleh Presiden melalui Keputusan Presiden (Keppres). Adapun peringatan Hari Pahlawan di KRI Banda Aceh ditandai dengan mengheningkan cipta dan tabur bunga di Teluk Jakarta, dihadiri sekitar 100 orang, berasal dari kalangan panglima tinggi dan panglima menengah, prajurit TNI dan Polri, veteran perang, perwakilan kementerian, mahasiswa, dan pelajar.

(Baca: NU: Pernah Langgar HAM, Pantaskah Soeharto Jadi Pahlawan?)

Dalam perjalanan saat upacara Hari Pahlawan, KRI Banda Aceh diiringi enam kapal di sisi kiri, kanan, dan belakang, di antaranya, dari Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP) dan Bea Cukai. (Baca: Cak Imin Nilai Gus Dur Sosok yang Tegas dan Pantas Jadi Pahlawan)

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement