REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar AS untuk Indonesia Robert Blake ikut berkomentar terkait tudingan pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Barack Obama di Gedung Putih, difasilitasi pihak ketiga atau broker. Menurut Blake, kunjungan kerja Jokowi ke AS dilakukan secara resmi.
"Ada laporan tentang perusahaan melobi yg mengatur perjalanan Presiden @jokowi ke AS. Laporan itu tidak benar. - #DuBesBlake," katanya melalui akun Twitter, @usembassyjkt.
Blake menyatakan, kunjungan kerja itu berada di bawah kendali Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menko Polhukam Luhut Panjaitan. "Menko Pandjaitan & #MenluRetno yg memimpin Indonesia bekerja sama dg @usembassyjkt @statedept dan @whitehouse. - #DuBesBlake," kata Blake.
Jurnalis senior Benjamin Bland melalui Twitter-nya menyebutkan kalau konsultan PR Singapura membayar 80 ribu dolar AS kepada perusahaan PR Las Vegas untuk melobi agar pemerintah Indonesia mendapatkan kesempatan dan akses ke Washington.
Hal itu tertuang dalam artikel berjudul 'Waiting In The White House Lobby' yang ditulis Michael Buehler, dosen Ilmu Politik Asia Tenggara di School of Oriental and African Studies di London deperti dilansir laman New Mandala http://asiapacific.anu.edu.au, Jumat, (6/11), Presiden Jokowi akhirnya bisa bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Namun sayangnya kunjungan resmi pertama Presiden Jokowi ke Washington cukup mengecewakan. Obama hanya memberikan waktu 80 menit kepada Jokowi untuk membicarakan masalah bilateral antara Indonesia dan Amerika. (Baca: Skandal Terungkap! Diduga Broker Bayar untuk Pertemukan Jokowi-Obama)