Sabtu 07 Nov 2015 17:08 WIB

Reshuffle Kabinet Bukan Solusi

Rep: C27/ Red: Bayu Hermawan
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (2/9).
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla (kanan) memimpin Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (2/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Ali Munhanif menilai, reshuffle bukan jalan keluar perbaikan pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Menurut dia, memperbaiki kerja kabinet dengan membangun konsolidasi akan lebih membantu daripada melakukan reshuffle.

"Kalau kabinet tidak punya kerja, pasti isunya reshuffle lagi, Jokowi harus inget bahwa reshuffle bukan solusi," ujarnya kepada Republika.co.id, Sabtu (7/11).

Menurut dia, isu reshuffle yang dihadapi pemerintah terjadi karena harapan publik yang besar kepada Presiden Jokowi. Jokowi dinilai memiliki janji-janji yang sangat menempel di pikiran masyarakat, sehingga tuntutan pemenuhan janji tersebut tidak akan hilang.

Isu reshuffle ini memang tidak akan bisa dihindari oleh Presiden Jokowi. Pemerintah harus siap dengan pengharapan pergantian menteri akan memberikan efek yang lebih baik. Padahal, penguatan konsolidasi pada menteri akan jauh lebih membantu perbaikan kondisi negara dibandingkan reshuffle.

Ali menekankan, bukan juga berarti dengan adanya keputusan PAN mendukung pemrintahan menunjukan perluanya ada reshuffle. Ia mengistilahkan politik daging sapi jika sampai Presiden melakukan reshuffle hanya karena PAN.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement