REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Golkar kubu Aburizal Bakrie, Fadel Muhammad menyebut kubu Agung Laksono mulai mengalami perpecahan, yang terindikasi dari pernyataan kader senior partai beringin Yorrys Raweyai.
"Kalau saya lihat memang ada perpecahan di Kubu Agung," kata Fadel di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Jumat (6/11).
Sebelumnya kader senior Golkar Yorrya Raweyai menyatakan sudah tidak sejalan dengan Agung Laksono. Fadel menilai Agung Laksono mulai ditinggalkan satu per satu loyalisnya.
"Kita lihat Leo Nababan (loyalis Agung) sudah tidak pernah hadir lagi dalam rapat DPP yang dilakukan oleh Kubu Agung Laksono," katanya.
Fadel menilai sebaiknya saat ini seluruh kader menyatukan barisan untuk kepentingan pilkada.
"Pilkada sudah mepet waktunya, kalau masih seperti ini bagaimana mau memenangkan Pilkada," ujarnya.
Politikus senior Partai Golkar Yorrys Raweyai menyatakan sudah tidak sependapat lagi dengan visi dan misi Agung Laksono terhadap partai beringin.
"Saya mulai tak sependapat dengan pak Agung pada 9 Agustus 2015 pascapenetapan KPU. Di situ saya ambil garis, saya stop," tegas Yorrys dijumpai wartawan di gedung parlemen, Jakarta, Kamis (5/11) petang.
Dia menjelaskan di masa awal dualisme kepengurusan Golkar, dirinya bersama Agung dan yang lain berusaha untuk tidak mengakui kepemimpinan Aburizal karena manajemen politik Aburizal yang dinilai tidak sesuai.
"Dulu kami bersepakat, kita punya idealisme yang sama. Kok kemudian kita mengulangi kesalahan itu, yang dibuat oleh pak Agung dengan kelompoknya. Tidak usah lah," kata Yorrys.