REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, kembali ditutup sejak Selasa (3/11) hingga Jumat (6/11). Pada penutupan Kamis (5/11), sebanyak 367 penerbangan dari dan menuju Ngurah Rai lumpuh dan terpaksa ditunda.
"Ada 222 penerbangan domestik dan 145 penerbangan internasional pada hari ini (Kamis) yang dibatalkan," kata Humas PT Angkasa Pura I Ngurah Rai, Shively Sanssouci, Kamis (5/11).
Rinciannya adalah 113 kedatangan domestik, 109 keberangkatan domestik, 84 kedatangan internasional, dan 61 keberangkatan internasional. Shively mengatakan otoritas bandara bersama pihak terkait terus melakukan koordinasi dan pembaharuan informasi di Crisis Center Bandara Ngurah Rai.
Sementara itu, ribuan penumpang masih menumpuk di terminal domestik dan internasional. Penumpang domestik yang penerbangannya tertunda kebanyakan menggunakan fasilitas bus dan damri yang disediakan otoritas bandara untuk mengantar mereka ke Terminal Ubung.
Seorang calon penumpang Lion Air tujuan Surabaya, Thata (20 tahun), memutuskan melanjutkan perjalanan lewat jalur darat menggunakan bus. "Pilihan sementara ya menyeberang lewat Gilimanuk karena Senin mau kuliah lagi," ujarnya.
Thata mengaku, tak ingin mengambil risiko menjadwal ulang penerbangannya sebab pihak maskapai pun tak bisa memastikan apakah dalam satu atau dua hari ini Bandara Ngurah Rai akan dibuka kembali. Perjalanan lewat darat ke Surabaya bisa memakan waktu 12-13 jam.
Penutupan empat bandara diperpanjang hingga Jumat (6/11) menyusul erupsi dari anak Gunung Rinjani, Gunung Barujari di Nusa Tenggara Barat (NTB). Keempat bandara tersebut adalah Bandara Internasional Ngurah Rai (Kuta, Bali), Bandara Internasional Lombok Praya (Lombok, NTB), Bandara Selaparang (Lombok, NTB), dan Bandara Blimbingsari (Banyuwangi, Jawa Timur).