REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyayangkan aksi razia dan penahanan truk sampah milik Pemprov DKI yang akan menuju Bantargebang, Bekasi. Basuki menilai aksi-aksi tersebut bertujuan agar pihaknya tetap bekerja sama dengan PT Godang Tua Jaya selaku pengelola Bantargebang.
"Kenapa ini terjadi, karena memang mau memaksa kami tetap mengandalkan Godang Tua Jaya dan dia mau minta nambah tipping fee tiap tahun," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (4/10).
Ahok, sapaan akrabnya menilai selama ini aksi razia, penahanan, hingga pengadangan hanya merupakan ancaman. Hal ini karena PT Godang Tua Jaya takut kontrak akan diputus.
Ia juga mengungkapkan tak ketinggalan Dinas Perhubungan Bekasi yang mendukung aksi penahanan truk sampah DKI. Padahal truk yang dirazia sedang dalam perjalanan pulang.
"Dishubnya Bekasi lucu juga, pulang jam enam pagi ditangkap juga mobil sampah kita. Padahal kosong. Masak abis drop jam 5, pulang ditangkap juga," ungkapnya.
Mantan Bupati Belitung Timur ini enggan memperpanjang kontrak ataupun menambah tipping fee. Selama PT Godang Tua Jaya tidak memperbaiki pengelolaan sesuai perjanjian. Karena ia menyebutkan berdasarkan hasil temuan BPK, perusahaan swasta tersebut tidak melakukan investasi sesuai perjanjian.
"Audit yang sama oleh BPK mengatakan Godang Tua Jaya itu wanprestasi, tidak melakukan investasi sampai Rp 700 miliar, sampai tahun 2011, dia hanya lakukan Rp 100 miliar lebih," ujarnya.
Karenanya ia sudah meminta bantuan aparat kepolisian untuk membantu soal penahanan dan pengadangan truk sampah, terutama jika yang beraksi adalah ormas-ormas yang turun.