Rabu 04 Nov 2015 08:56 WIB

Demokrasi di Era Soeharto Dinilai Lebih Baik

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Indah Wulandari
Pengunjung mengamati koleksi Museum Memorial HM Soeharto di Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta, Rabu (31/12).
Foto: Antara
Pengunjung mengamati koleksi Museum Memorial HM Soeharto di Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, Yogyakarta, Rabu (31/12).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pembangunan demokrasi di era Presiden Soeharto dinilai lebih baik dibanding saat ini. Saat sumber daya manusia (SDM) lemah dan kemiskinan masih ada, pemerintah seharusnya fokus pada musyawarah mufakat bukan malah berdebat dan membuat gaduh.

"Sekarang apa yang perlu dilakukan adalah kita harus kembali pada spirit berkarya tanpa membuat gaduh," kata Sekretaris Jenderal Himpunan Masyarakat Peduli Indonesia (HMPI) Tri Joko Susilo kepada Republika.co.id, Rabu (4/11).

HMPI pun menilai Soeharto perlu diberi penghargaan gelar pahlawan. Di saat masyarakat sejahtera, maka ideologi radikal dan komunis pun hanya akan jadi pepesan kosong yang jauh dari pemikiran anak bangsa.

Tri mengatakan Indonesia dibangun sebagai karya akumulatif antarorde yang harus dilihat dengan lapang dada. "Bagi generasi muda, Pak Harto meletakkan dasar-dasar fundamental negara ini," kata Tri.

Dia mengimbau anak muda hendaknya mendalami apa yang sudah baik dibangun oleh beliau. "Apa salahnya kita mengusung figur yang jelas terasa bagi rakyat. Soeharto tidak hanya teruji tampil menyampaikan makalah-makalah seminar atau bikin buku," ujarnya.

HMPI pun menilai Soeharto patut memperoleh gelar pahlawan. Soeharto dinilai mampu bertahan selama 30 tahun menjadi orang nomor satu Indonesia karena memiliki ide yang terasa bagi masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement