Selasa 03 Nov 2015 09:45 WIB
Pengemudi Gojek ancam mogok

Pengemudi Gojek Mengaku Tiap Bulan Dipotong Rp 12 Ribu

Rep: Ratna Ajeng T/ Red: Erik Purnama Putra
Pengemudi Gojek sedang membuka aplikasi handphone.
Foto: Republika/Wihdan H
Pengemudi Gojek sedang membuka aplikasi handphone.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengemudi Gojek mengaku merugi jika harus berhenti karena mogok. Itu lantaran sebagian pengemudi mengajak rekan-rekannya untuk mogok, lantaran kesal dengan kebijakan manajemen.

Jefri Sagala, pemuda asal Sumatra Utara tersebut mengaku tidak mau ikut mogok. Pasalnya, ia baru bergabung dengan Gojek dua bulan terakhir. Sehingga, ia masih terus berupaya untuk bekerja, sembari mencicil tanggunggan yang harus dibayar ke manajemen Gojek.

"Penghasilan dari Gojek sudah dipotong tiap bulan Rp 12 ribu untuk menyicil handphone, jaket dan helm," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (3/11).

Jefri mengaku hanya telepon genggam yang sudah menjadi miliknya. Sedangkan jaket dan helm belum mendapat kabar kapan akan diberikan.

Meski seluruhnya harus modal pribadi, Jefri bersyukur mendapat penghasilan besar sebagai mahasiswa. Bahkan dengan adanya penurunan tarif pengemudi pun dirinya tak merasa masalah.

Beberapa kelompok gojek melakukan sweeping di sekitar Palmerah, Jakarta Barat pada Senin (2/11). Jefri beruntung tidak terkena sweeping bahkan bisa mengangkut penumpang.

Dia mengaku, hingga malam hari masih bisa bebas karena tidak mengenakan atribut Gojek, lagipula di wilayah tempat ngojek pun tak ada sweeping.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement