Selasa 03 Nov 2015 08:21 WIB

Status Anak Gunung Rinjani Masih Waspada

Gunung Rinjani di Pulau Lombok, NTB
Foto: wordpress
Gunung Rinjani di Pulau Lombok, NTB

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB), H Azhar, mengatakan anak Gunung Rinjani yakni Gunung Baru Jari, masih berstatus waspada setelah meletus pada Ahad (25/10) lalu. "Sampai saat ini statusnya masih waspada, belum naik status ke siaga apalagi sampai ke awas, karena yang menentukan itu Badan Vulkanokogi," katanya, di Mataram, Selasa (3/11).

Menurutnya, meski belum ada peningkatan status, pihaknya telah menyiapkan beberapa skenario untuk evakuasi warga, khususnya yang permukimannya berdekatan dengan Gunung Baru Jari. Skenario ini disiapkan sebagai antisipasi jika status Gunung Baru Jari menunjukkan peningkatan aktivitas.

Dia mengatakan ada tiga titik lokasi evakuasi yang disiapkan, yakni di Lombok Utara, Lombok Timur, dan Lombok Barat. Meski demikian, Azhar mengatakan skenario evakuasi warga tersebut tergantung arah angin. Karena untuk menghindari awan panas jika sewaktu-waktu gunung setinggi 2.376 meter menunjukkan level ke awas.

Berdasarkan data dihimpun BPBD, dia mengatakan ada 40 ribu warga yang bermukim di sekitar gunung. "Mereka ini tersebar di tiga kabupaten yang wilayahnya masuk dalam kawasan Gunung Rinjani," katanya.

Selain itu, saat ini di sekitar lokasi, upaya pemantauan terus dilakukan. Penempatan personel gabungan dari TNI/Polri, BPBD, BTNGR, dan SAR juga terus disiagakan untuk mencegah masyarakat mendekati kawasan Gunung Rinjani maupun Gunung Baru Jari.

Lebih lanjut, Azhar mengungkapkan, meski Gunung Baru Jari belum menunjukkan adanya peningkatan dari waspada ke siaga atau ke awas, namun abu vulkanik dari letusannya sempat mengganggu aktivitas penerbangan. "Laporan yang kami terima dari salah satu pilot pesawat, Senin (2/11) kemarin bahwa abu vulkanik dari awan panas mencapai 10 ribu feet, sehingga sempat mengganggu jarak pandang pesawat," ujarnya.

Namun, menurut informasi yang diterimanya, gangguan tersebut tidak berlangsung lama. Tetapi ada kemungkinan kejadian seperti itu bisa terulang. "Kejadian ini dialami pesawat yang akan mendarat di Bandara Internasional Lombok. Waktu itu masih pagi hari, tetapi kejadiannya sebentar dan agak siang sudah normal lagi," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement