Ahad 01 Nov 2015 13:55 WIB

JK Bisa Satukan Golkar

Rep: c15/ Red: Esthi Maharani
Golkar
Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menjadi sosok yang dianggap dapat mempersatukan Golkar. Pengamat Politik LIPI, Siti Zuhro menilai sosok JK sebagai Wapres yang juga tokoh senior Golkar memang mujarab dalam mempersatukan dua kubu.

Hal ini terbukti dari pertemuan pascakeluar putusan Mahkamah Agung soal kasasi yang diajukan oleh Aburizal Bakrie atas SK Kemenkumham. Siti menilai dengan hadirnya JK diantara dua kubu membuktikan Golkar belum bisa lepas dari sosok penguasa.

"JK sebagai Wapres jadi punya posisi tawar yang strategis. Hal ini juga membuktikan Golkar tak bisa lepas dari sosok yang memiliki kekuasaan," ujar Siti saat dihubungi Republika, Ahad (1/11).

Bukan kali ini saja sosok senior di Golkar mencoba mempersatukan dua kubu yang bertikai. Nama-nama seperti Akbar Tanjung, Tantri Abeng, bahkan Tomi Soeharto juga sempat berkomentar dan berharap Golkar bersatu. Tapi nasihat dari nama-nama tersebut tak didengarkan oleh dua kubu yang bertikai. Buktinya, mereka masih saling melempar gugatan di pengadilan.

Hadirnya JK menjadi angin segar bagi kedua kubu sehingga berharap posisi JK selaku Wapres bisa membawa rekonsiliasi yang apik bagi Golkar. Siti juga menilai, dua kubu yang bertikai memang masih perlu sosok senior dan penguasa untuk bisa menjembatani keinginan kedua belah pihak.

Namun, Siti menilai hadir tidaknya JK sebenarnya tetap mengharuskan Golkar kembali solid. Jika tidak, akan ada banyak konsekuensi logis yang terjadi pada Golkar. Partai yang telah berdiri puluhan tahun ini harus bisa menyingsingkan ego masing masing pihak agar tetap solid.

Jika kedua kubu yang bertikai tak lekas menghilangkan ego, maka permasalahan di Golkar tak akan pernah selesai. Siti menilai kondisi ini tentu akan merusak citra Golkar. Golkar sebagai pilar demokrasi mestinya tak serumit ini dalam menyelesaikan persoalan jika didalamnya terdapat Trust Building.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement