Sabtu 31 Oct 2015 21:16 WIB

Relawan Bantah Rumah Evakuasi Korban Asap yang Dikunjungi Jokowi Rekayasa

Empat patung Keluarga Berencana (KB) mengenakan masker di Jalan S Parman, Palangkaraya, Kalteng, Selasa (27/10). Masker tersebut dipasang oleh warga setempat, sebagai aksi protes terhadap pemerintah daerah yang dinilai lamban dalam menangani bencana asap d
Foto: Antara
Empat patung Keluarga Berencana (KB) mengenakan masker di Jalan S Parman, Palangkaraya, Kalteng, Selasa (27/10). Masker tersebut dipasang oleh warga setempat, sebagai aksi protes terhadap pemerintah daerah yang dinilai lamban dalam menangani bencana asap d

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Relawan dari Koalisi Peduli Balita Korban Asap Anwar Sadat membantah berita rumah evakuasi balita korban asap di Kampung Lima Ulu, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), rekayasa dan dibuat semalam sebelum kunjungan Jokowi.

"Itu adalah berita bohong dan menyesatkan," kata Anwar Sadat dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (31/10).

Ia membantah terkait pemberitaan beberapa media massa yang menyatakan bahwa Posko/Rumah Evakuasi Balita Korban asap yang berada di Jalan KH Azhari Lorong Keramat Nomor 124 RT 4 RW 1 Kelurahan Lina Ulu, Kecamatan Seberang Ulu Satu, Palembang, yang pada Jumat 30 Oktober 2015 dikunjungi oleh Presiden Jokowi baru didirikan pada malam hari sebelum kedatangan Presiden.

Koalisi Masyarakat Sipil Korban Asap di Sumsel menyatakan dengan tegas berita tersebut adalah berita bohong dan menyesatkan. "Adapun Rumah Evakuasi Balita Lima Ulu tersebut adalah murni dari inisiatif masyarakat sipil dan tidak ada campur tangan pemerintah baik pusat maupun daerah, selain proses pendiriannya telah dilakukan pada 14 Oktober 2015," katanya.

Pihaknya menyewa satu unit rumah kosong tua yang berada di RT 4 RW 1 milik keluarga Cek Gadis yaitu H. Sul, dengan lama sewa selama 6 bulan.

"Setelah ada kesepakatan sewa-menyewa antara Koalisi Masyarakat Peduli Balita Korban Asap dan pihak pemilik rumah, maka tim relawan dibantu oleh warga mulai melakukan perbaikan-perbaikan terhadap fisik rumah, seperti pembuatan toilet, perbaikan lantai dan jembatan serta penutupan ventilasi rumah, agar asap yang berada di luar tidak masuk ke dalam rumah. Di samping itu juga memperbaiki instalasi air yang disalurkan dari rumah ketua RT setempat," katanya.

Selanjutnya, kata dia, karena standar rumah evakuasi balita yang mereka buat harus memiliki standar untuk balita yang membutuhkan pembersih udara dan pendingin udara dalam ruangan, maka tim relawan melakukan perbaikan dan memeriksa instalasi listrik dengan tujuan agar peralatan listrik dapat dipakai.

Ia menjelaskan selain memperbaiki fisik rumah, tim relawan juga pada 26 Oktober 2015 ketika bertemu dengan Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumsel yang saat itu berkunjung ke Rumah Evakuasi Balita (REB) Jakabaring, Tim Relawan telah menyampaikan secara lisan kepada kepala dinas sosial dan rombongan bahwa Posko REB juga berada di Kelurahan Lima Ulu Palembang.

Setelah seluruh persiapan selesai dan fasilitas REB sudah dilengkapi maka kegiatan di rumah evakuasi balita berjalan dengan normal walaupun sebelumnya relawan sudah bekerja dengan melakukan evakuasi beberapa balita ke rumah sakit dan rumah evakuasi di Jakabaring.

"Atas fakta-fakta di atas maka kami dari Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Korban menyatakan dengan tegas berita yang beredar tentang rekayasa Rumah Evakuasi Balita Lima Ulu diduga rekayasa adalah tidak benar," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement