REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -– Kemarau yang berlangsung lama menyebabkan jumlah desa di Kabupaten Banyumas yang meminta bantuan pasokan air bersih menjadi lebih banyak. Hal ini menyebabkan, jatah pengiriman air bersih yang dilakukan BPBD menjadi lebih cepat habis.
''Untuk memenuhi kebutuhan air bersih selama musim kemarau ini, BPBD mendapat jatah mengirimkan air bersih sebanyak 800 tangki air. Namun akibat banyaknya desa yang meminta bantuan, jatah sebanyak 800 tangki air itu sudah habis sejak pertengahan Oktober lalu,'' jelas Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyumas Suyanto, Kamis (29/10).
Meski demikian, Suyanto mengaku pihaknya masih terus melakukan pengiriman air di berbagai desa yang sangat membutuhkan. Bahkan hingga saat ini, pengiriman air yang dilakukan BPBD Banyumas sudah mencapai 843 tangki.
Namun dengan jumlah pengiriman sebanyak itu, Suyanto mengaku, BPBD sudah tidak lagi memiliki persediaan anggaran untuk melakukan pengiriman air lagi. ''Saat ini, kami tinggal mengandalkan bantuan air bersih yang dilakukan pihak swasta dan Bakorwil Wilayah II Jateng. Kami membantu mengkoordinasikan, desa-desa mana saja yang membutuhkan bantuan droping air,'' jelasnya.
Penjelasan serupa juga disampaikan Kepala Pelaksana Harian BPBD Banyumas Prasetyo Budi Widodo. Menurutnya, seluruh anggaran yang disediakan untuk melakukan droping air bersih melalui BPBD Banyumas, sudah habis seluruhnya. ''Awalnya, kita berharap dengan jatah 800 tangki air, maka kegiatan pengiriman air bersih bisa berlangsung hingga awal November. Namun saat ini, jatah pengiriman tersebut sudah habis, bahkan sudah melampaui target,'' jelasnya.
Menurutnya, hal ini karena jumlah desa yang mengalami kesulitan air bersih pada musim kemarau jauh lebih banyak dari perkiraan. Sebelumnya, pihaknya hanya mendata ada 48 desa di 20 kecamatan yang diperkirakan akan mengalami kesulitan air. Namun belakangan jumlah desa yang meminta bantuan droping air bersih, membengkak menjadi 53 lokasi.