REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Musim kemarau tahun ini di Kota Sukabumi dinilai tidak terlalu parah. Sebab, warga yang mengalami kesulitan air bersih jumlahnya diklaim hanya sedikit.
"Masyarakat kota tidak terlalu banyak teriak sulit air," ujar Wali Kota Sukabumi Mohamad Muraz kepada wartawan Kamis (29/10). Hal ini disebabkan dalam beberapa tahun terakhir pemkot telah melakukan upaya antisipasi.
Misalnya dengan membuat sumur pantek dan sumur artesis di sejumlah titik. Hasilnya, warga yang awalnya kesulitan air bersih pada musim kemarau kali ini masih bisa memiliki pasokan air.
Muraz mengakui, di sejumlah titik dimungkinkan masih ada warga yang sulit air. Namun, warga tersebut masih bisa meminta air ke tempat lain tanpa harus membeli.
Ke depan lanjut Muraz, pemkot berharap agar warga melakukan gerakan penghematan air. Upaya lainnya yakni dengan menggalakan pembuatan biopori di sekitar tempat tinggal warga.
"Setiap Jumat kita lakukan pembuatan biopori," terang Muraz. Jumlah lubang biopori yang sudah dibuat diperkirakan sudah ribuan. Harapannya, biopori tersebut dapat menyerap air.
Di sisi lain, data Badan Penanggulangan Bencana Daeah (BPBD) Kota Sukabumi menyebutkan, pada 2014 lalu ada pembangunan 30 sumur pantek atau tendon air dan artesis di beberapa lokasi yang rawan air bersih. Pendanaan pembangunan sumur di 30 lokasi ini berasal dari pemerintah pusat.
"Rinciannya, ada 25 sumur pantek dan lima sumur artesis dengan kedalaman 40 meter," terang Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami. Kehadiran sumur pantek dan artesis ini cukup dirasakan manfaatnya pada momen musim kemarau. Di mana, warga tidak lagi mengalami kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.