REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua KPK nonaktif, Abraham Samad menilai korupsi masih belum benar-benar hilang. Bahkan, cenderung meningkat. Celakanya, banyak pemuda yang mulai tergiur dengan uang dan mulai mencoba menjadi koruptor.
"Modus kejahatan korupsi ini terus mengalami evolusi. Dulu orang korupsi adalah mereka yang berumur di atasa 40. Sekarang banyak pemuda melakukan korupsi. Contohnya Gayus dan Nazaruddin yang masih muda," ujarnya dalam Silaturahmi Pemuda Anti Korupsi bertema 'karena kita korban korupsi, di Kampus Universitas Muslim Indonesia, Rabu (28/10).
Samad menilai, lunturnya nilai kebangsaan yang membuat para pemuda terjerumus menjadi koruptor. Mereka sangat minim mendapatkan pembelajaran mengenai budaya anti korupsi.
"Terlalu banyak pembelajaran di sekolah maupun universitas yang hanya memberikan ilmu untuk kepintaran otak, tanpa akhlak. Hal ini membuat mereka melupakan nilai-nilai budi luhur yang seharusnya ditanamkan dalam kehidupan mereka," katanya.
Samad sangat berharap agar para pemuda khususnya mahasiswa bisa menjadi agen perubahan untuk masa depan Indonesia.
"Mungkin dengan peran antikorupsi yang dimiliki seluruh pemuda, Indonesia 50 tahun nanti saat dipimpin pemuda yang saat ini berjuang melawan korupsi, bisa menghilangkan kata korupsi di Indonesia," ungkap Samad.