REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Sekitar 100 santri Pondok Pesantren (Ponpes) As-Sunnah Kota Tasikmalaya keracunan makanan. Sebagian dari mereka harus dirujuk ke Rumah Sakit (RS) TMC di Jalan KHZ Mustofa Kota Tasikmalaya. Hingga Selasa (27/10) sore, tercatat ada sekitar 100 santri putra dan putri yang keracunan.
Pimpinan Ponpes As-Sunnah, Ustad Maman mengatakan, awalnya para santri makan siang setelah Shalat Duhur. Makan siang berlangsung sekitar pukul 12.30 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Setelah beberapa saat selesai makan, para santri mulai merasakan gejala yang tidak biasa.
"Diawali dengan gejala gatal-gatal, pusing, mual dan ada yang merasa jantungnya berdetak sedikit lebih kencang," kata Ustadz Maman kepada Republika.co.id di RS TMC, Selasa (27/10).
Menurut Ustadz Maman ada sekitar 100 santri putra dan putri yang keracunan. Santri putri jumlahnya sekitar 40 orang. Mereka langsung dibawa ke RS TMC karena khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Sementara, santri putra ditangani di Ponpes As-Sunnah oleh tim kesehatan dari Ponpes dan Puskesmas Cihideung.
Mereka yang keracunan, minimial merasakan gatal-gatal di lidah. Ustadz Maman menjelaskan, para santri yang keracunan semuanya hampir sama setelah makan nasi dan tongkol balado.
Setelah dicek, tongkol tersebut ditangkap nelayan di pantai Cipatujah tiga hari yang lalu. Kemudian dimasukan ke lemari pendingin.
Menurutnya, para santri sudah biasa diberi makan ikan. Namun baru kali ini memang dengan menu ikan tongkol.
Dokter Bambang yang memeriksa para santri tersebut mengatakan, mereka yang keracunan tidak memerlukan penangan khusus. Hanya perlu perawatan biasa. Gejala keracunan yang mereka alami seperti gejala alergi saja. Berdasarkan analisa sementara, melihat dari kesamaan kasus, para santri keracunan akibat makanan.