REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Ibu Kota pada 2015 tak akan mencapai target perkiraan yang salah satunya disebabkan rendahnya penyerapan APBD.
Bank sentral memproyeksikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta mencapai 5,24 persen pada 2015. Angka itu bisa dicapai jika penyerapan anggaran Jakarta mencapai 62 persen hingga akhir tahun.
Akan tetapi, hingga kuartal III 2015, APBD DKI baru terserap sekitar 27,9 persen per 30 September 2015. Artinya Pemprov baru membelanjakan Rp 13,7 triliun dari total alokasi Rp 48,121 triliun.
Berdasarkan perhitungan tersebut, BI memandang pesimis pertumbuhan ekonomi Jakarta bisa mencapai angka perkiraan.
"Penyerapan realisasi APBD yang lebih tinggi mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta. Namun, dari perkembangan realisasi dan potensi belanja, penyerapan mengarah pada skenario pesimis," kata Deputi Kepala BI Perwakilan DKI Jakarta, Fadjar Marjadi di Gedung BI Perwakilan DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (27/10).
Fadjar menjelaskan pertumbuhan ekonomi rendah yang dikaji BI dilihat dari realisasi konsumsi masyarakat dan Pemprov DKI. Pada kuartal III konsumsi rumah tangga diproyeksikan lebih rendah dari kuartal sebelumnya.