REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo mempercepat kunjungan kerjanya ke Amerika Serikat agar segera kembali ke tanah air. Wakil Presiden Jusuf Kalla pun membantah lawatan Jokowi dipercepat lantaran bencana asap yang terjadi di tanah air semakin parah.
"Ya tanggal pulangnya dipercepat. Ya saya kira tidak juga semakin parah, bahwa parah iya tapi tidak bertambah dari hari ke hari. Malah di Palangkaraya kan hujan semalam jadi mungkin justru agak lebih turun sedikit lah tapi itu hanya di atas," kata Kalla di Jakarta, Selasa (27/10).
Kalla pun menekankan, prioritas utama yang harus dilakukan pemerintah yakni melakukan restorasi atau pemulihan kerusakan lingkungan yang selama ini terjadi. Upaya jangka panjang ini akan dilakukan dengan mengumpulkan para ahli guna memberikan saran terbaik untuk memulihkan kondisi lingkungan.
"Pendidikan iya, memang ada tapi kesalahannya adalah mengubah lingkungan dan hidrologinya," tambah Kalla.
Kalla pun mengakui, pemerintah selama ini telah melakukan kesalahan dalam mengelola lingkungan yakni dengan memberikan izin untuk membuka lahan perkebunan.
"Dua kali kita buat kesalahan sebenarnya, pertama yang waktu satu juta hektar dan kemudian izin-izin lebih banyak jutaan lain lagi untuk perkebunan," jelas JK.
Pemerintah, kata Kalla, akan bertindak tegas mengembalikan fungsi lingkungan serta menghukum pelaku perusakan lingkungan. Akibat kerusakan lingkungan inipun tak hanya berdampak pada masyarakat setempat, namun juga perekonomian daerah.
"Pastikan ada amdal-nya, siapa yang tidak sesuai amdal itu yang harus dihukum," tegas dia.
Untuk diketahui, Presiden dan Ibu Iriana Joko Widodo akan kembali ke tanah Air pada Selasa (27/10) sore dan diperkirakan akan tiba di tanah air pada Kamis (29/10) dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.