Selasa 27 Oct 2015 09:03 WIB

Jokowi Saksikan Kesepakatan Bisnis Pengusaha Indonesia-AS

Presiden Jokowi bersama Presiden AS Barack Obama dalam sebuah perjamuan..
Foto: AP Photo/Pablo Martinez Monsivais
Presiden Jokowi bersama Presiden AS Barack Obama dalam sebuah perjamuan..

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyaksikan kesepakatan bisnis para pengusaha Indonesia dan Amerika Serikat (AS) yang digelar di Kamar Dagang Amerika Serikat (US Chamber of Commerce).

Jokowi hadir di kantor Kamar Dagang AS, Washington DC, Senin (26/10) untuk sejumlah agenda di antaranya diskusi meja bundar dengan para pengusaha AS di library room Kantor Dagang dan gala dinner dengan mereka. Pada kesempatan itu hadir 250 pengusaha dan pengambil kebijakan dari Indonesia dan Amerika Serikat (AS).

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi dalam jumpa persnya di Blair House, Washington DC, Ahad (25/10) malam waktu setempat, mengatakan soal ekonomi menjadi prioritas dalam kunjungan Jokowi ke AS. "Lebih dari 20 miliar dolar AS dari 19 perusahaan dari bermacam sektor yang akan dikerjasamakan," katanya.

Pada kesempatan itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan dari sekian banyak kesepakatan bisnis yang akan diumumkan atau ditandatangani prosesnya sudah berjalan lama. "Ada beberapa yang prosesnya sudah sangat lama terutama yang nonenergi umumnya sudah cukup matang tinggal finalisasi. Kedatangan Presiden menjadi momentum bagi mereka," katanya.

Presiden Jokowi sendiri disambut oleh Presiden Kamar Dagang Tom Donohue, Presiden Dewan Bisnis AS (US ASEAN Business Council) Alex Feldman, dan Presiden UNISINDO Ambassador David Merril. Sedangkan total kesepakatan bisnis yang akan diumumkan maupun ditandatangani sebesar 20,25 miliar dolar AS.

Angka itu terinci dalam dua kesepakatan diantaranya kesepakatan bisnis yang akan diumumkan sebesar 15,705 miliar dolar AS yakni perjanjian jual beli gas alam cair (LNG) antara Pertamina dan Corpus Christie Liquefaction senilai 13 miliar dolar AS, untuk pengiriman LNG ke FSRU Lampung bagi kebutuhan gas di wilayah barat Indonesia dan LNG Terminal untuk Indonesia Timur.

Selain itu ekspansi Phillip Morris sebesar 1,9 miliar dolar AS (500 juta dolar AS untuk belanja modal dan 1,4 miliar dolar AS berupa penerbitan saham baru Sampoerna. Belanja modal tersebut untuk perluasan pabrik dan perkantoran serta investasi yang akan dilakukan dalam kurun waktu tahun 2016-2020.

Coca Cola juga akan investasi 500 juta dolar AS untuk perluasan dan penambahan produksi, pergudangan, distribusi, dan infrastruktur minuman ringan selama 2015-2018.

Di samping itu rencana pengembangan lahan shale gas Eagle Ford, Fasken milik Swift Energy yang akan dilakukan oleh Saka Energi dengan Swift Energy di Webb County, Texas dengan nilai sebesar 175 juta dolar AS.

Ada pula kesepakatan bisnis antara PT PLN (Persero) dengan General Electric, yaitu antara PLN Gorontalo dengan General Electric dengan nilai sebesar 100 juta dolar AS untuk pembangunan 100 MW gas turbin dan cydepower di Gorontalo.

Kerja sama Universitas Udayana dengan Skychaser Energy untuk konservasi air dan reduce power consumption dengan nilai sebesar 30 juta dolar AS

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement