REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Rencana Presiden Joko Widodo melakukan evakuasi terhadap para korban yang terpapar kabut asap di Sumatera dan Kalimantan mendapat respon Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Alex Noerdin. Ia memprediksi bencana kabut asap ini masih akan berlangsung hingga tiga pekan ke depan.
''Berdasarkan perkiraan BMKG hujan di Sumatera Selatan baru akan turun pada pekan ke tiga November. Untuk mengantisipasi warga yang mengalami dampak buruk secara langsung, pemerintah provinsi merencanakan melakukan evakuasi, khususnya warga yang berada di Kabupaten Ogan Komering Ilir,” kata Gubernur Alex Noerdin, Jumat (23/10).
Menurut Alex Noerdin, untuk evakuasi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan melakukan persiapan. “Sekarang masih persiapan. Jika kemungkinan terburuk terjadi kita langsung lakukan evakuasi,” ujarnya.
Gubernur Sumsel menjelaskan, telah mendapat informasi dari Panglima TNI, khusus di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang lahan dan hutannya terbakar parah, terutama lahan gambut terdapat titik hotspot.
“Evakuasi akan dilakukan para warga dari lima kecamatan. Tidak semua warga dievakuasi, hanya warga wilayah yang berdampak buruk saja. Evakuasi akan dilakukan ke ibu kota kabupaten di Kayu Agung. Di sana disiapkan dua gedung olahraga baru,” katanya.
Untuk upaya pemadaman menurut Gubernur Sumsel, saat ini pemerintah melalui BNPB, BPBD, TNI, Polri maupun relawan telah melakukan upaya maksimal melakukan pemadaman kebakaran lahan dan hutan di Sumsel.
“Saya beritahukan, perjuangan kita sudah maksimal segala daya dan kemampuan sudah dicurahkan. Upaya pemadaman luar biasa kita lakukan, tetapi api belum juga padam, karena lahan terbakar adalah lahan gambut,” ujarnya.
Gubernur Sumsel juga mengimbau tidak lagi melakukan caci-maki dari pihak-pihak tak bertanggung jawab.
“Mari mendukung upaya yang pemadaman yang tengah dilakukan. Setiap hari kita lihat di media sosial di-bully, dihujat, caci maki dan sebagainya. Ada juga yang mendukung,” pesan Alex Noerdin.
Gubernur Sumsel menjelaskan upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan di sini juga melibatkan bantuan dari negara lain, seperti Singapura dan Malaysia serta Australia.
“Untuk bantuan dari Singapura kita tidak bayar. Bantuan pesawat dari Australia sudah kembali ke negaranya karena di sana juga terjadi kebakaran hutan. Pesawat dari Rusia kita bukan pinjam. Kita bayar, sewa dari mereka,” kata Gubernur Sumsel.