REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Insiden bentrokan antarpengemudi ojek pecah di Kota Bandung pada Kamis (22/10). Bentrokan terjadi antara pengemudi ojek berbasis aplikasi, Gojek dengan ojek pangkalan.
Salah satu perwakilan ojek pangkalan di kawasan Soekarno Hatta, Benyamin (36 tahun), mengatakan para anggota ojek pangkalan sama sekali tidak terlibat dalam dugaan kekerasan yang dialami empat pengemudi Gojek di Cibiru. Oleh karenanya, Benyamin merasa bingung ketika ratusan pengemudi Gojek melewati kawasan Soekarno Hatta dan sebagian di antaranya turun dan melempari pangkalan ojeknya dengan batu dan kayu.
"Mereka berhenti setelah polisi melerai dan melepaskan tiga tembakan peringatan," jelas Benyamin saat ditemui di pangkalan ojek kawasan Soekarno Hatta pada Kamis (22/10) malam.
Bentrokan tersebut bermula dari dugaan kekerasan yang dialami pengemudi Gojek. Kapolsek Panyileukan Kompol Eko Listiono melalui Kanit Reskrim AKP Syahroni mengatakan ada tiga dugaan kekerasan yang menimpa pengemudi Gojek pada Kamis (22/10). Dugaan kekerasan pertama terjadi di dekat bundaran Cibiru sekitar pukul 06.00 WIB. Pada saat itu, Syahroni mengatakan pengemudi Gojek Iman (24) beserta seorang warga Sutiono (46) mengalami pemukulan oleh sekelompok pengendara motor yang diduga merupakan pengemudi ojek pangkalan.
"(Pemukulan) Tidak dengan alat, tapi tangan kosong," ungkap Syahroni.
Atas kasus dugaan kekerasan tersebut, sekitar pukul 10.30 WIB, puluhan pengemudi Gojek mendatangi Polsek Panyileukan untuk menuntut pengusutan. Usai mengunjungi Mapolsek Panyileukan, para pengemudi Gojek membubarkan diri menuju ke pusat Kota Bandung. Akan tetapi, saat melewati bundaran Cibiru, para pengendara Gojek kembali diadang oleh sekelompok pengendara motor yang diduga pengemudi ojek pangkalan. Bentrokan pun tak terhindarkan.
Berita lainnya terkait bentrokan antarpengemudi ojek bisa disimak di sini