Kamis 22 Oct 2015 20:09 WIB

Yuddy Chrisnandi: Bukan Jamannya Lagi Birokrasi Priyayi

menpan RB Yuddy Chrisnandi mengunjungi SDN Linggasana, Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (5/9).
Foto: kemenpan RB
menpan RB Yuddy Chrisnandi mengunjungi SDN Linggasana, Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Selama setahun memimpin Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan dan RB), Yuddy Chrisnandi menegaskan hal yang menjadi salah satu perhatiannya adalah pentingnya revolusi mental bagi aparatur negara. Ini menjadi area perubahan utama dalam reformasi birokrasi. 

Yuddy mengatakan, Saat ini bukan jamannya lagi birokrasi priyayi, kini eranya birokrasi melayani. Gerakan nasional revolusi mental aparatur negara, kata Yuddy diawali dengan memasifkan kampanye yang menjangkau seluruh lini pemerintahan dan lapisan masyarakat.

Melalui  mediaonline misalnya, pemberitaan terkait revolusi mental birokrasi dan kiprah Kementerian PANRB mencapai 16.657  berita, dengan cakupan 276 media. Untuk media cetak mencapai 1.427 berita. Sedangkan jumlah siaran pers yang dibagikan ke berbagai media dan diunggah di website menpan.go.id mencapai 558 buah.

"Untuk mengoptimalkan kegiatan kampanye tersebut, Kementerian PANRB juga bermitra dengan  Management System International (MSI) melaksanakan kampanye revolusi mental aparatur negara bagi 300 aparatur Humas dari 34 Pemerintah Provinsi di 3 wilayah," kata Yuddy dalam siaran pers setahun kinerja Kemenpan dan RB, Kamis (22/10).

Menteri kelahiran Bandung, 29 Mei 1968 ini mengaku banyak menerapkan metode blusukan ke berbagai daerah. Selain untuk mendekatkan diri dengan masyarakat, hal itu juga untuk menggaungkan semangat revolusi mental.

Langkah itu dilakukan seperti dicontohkan oleh Presiden Jokowi, yang selalu berusaha hadir di tengah masyarakat. Dalam periode Oktober 2014 - September 2015, Yuddy telah melakukan blusukan ke 451 unit-unit pelayanan publik yang ada di instansi pemerintah, yakni 119 instansi pusat dan 332 instansi daerah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement