Kamis 22 Oct 2015 17:26 WIB

Satelit Modis Deteksi 226 Titik Panas di Kalimantan Timur

Presiden Jokowi berbincang dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat meninjau lokasi kebakaran hutan di OKI, Sumsel.
Foto: Setkab
Presiden Jokowi berbincang dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat meninjau lokasi kebakaran hutan di OKI, Sumsel.

REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Citra Satelit Modis per 21 Oktober 2015 mendeteksi sebanyak 226 titik panas atau "hotspot" berada di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim Wahyu Widhi Heranata di Samarinda, Kamis, mengatakan titik panas yang terdeteksi citra Satelit Modis pada Rabu (21/10) itu, terbanyak di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara dengan 81 titik panas.

"Kemarin (Rabu) citra Satelit Modis berhasil mendeteksi 226 titik panas yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Kaltim, termasuk ada yang terpantau di wilayah Kalimantan Utara," ungkap Wahyu Widhi.

Sebanyak 45 titik panas, katanya, juga terpantau di Kabupaten Kutai Timur, 40 titik panas di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan 36 titik di Kabupaten Paser.

Di Kabupaten Kutai Barat terdeteksi 12 titik panas, tujuh titik terpantau di Kota Balikpapan, masing-masing dua titik panas terdeteksi di Kota Samarinda dan Kabupaten Berau serta satu titik panas terdeteksi di wilayah Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara.

Pada hari yang sama yakni Rabu (21/10), tambah Wahyu Widhi, citra Satelit NOAA:18 mendeteksi dua titik panas di wilayah Kaltim yakni masing-masing satu titik panas di Kabupaten Berau dan Kutai Timur.

Sementara itu, Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Temindung Samarinda Sutrisno mengatakan tingkat kepekatan asap di wilayah Kota Samarinda pada Kamis, tetap fluktuatif dengan tingkat kepekatan tertinggi berlangsung pada pagi hari.

Konsentrasi kabut asap atau tingkat kepekatan berdasarkan alat pemantau asap (PM10) milik Stasiun Meteorologi Temindung Samarinda pada Kamis pagi sekitar pukul 06.00 Wita sekitar 149,93 mikro gram per meter kubik, kemudian naik menjadi 166.89 pada pukul 07.00 Wita, lalu menjadi 178.45 mikro gram per meter kubik pukul 08.00 Wita dan 178.17 mikro gram per meter kubik pada pukul 09.00 Wita.

Tingkat kepekatan asap pada pukul 10.00 Wita mulai menipis menjadi 154.8 mikro gram per meter kubik, turun lagi 131.68 pada pukul 11. 00 Wita hingga menjadi 114.08 mikro gram per meter kubik pada pukul 15.00 Wita.

"Jika kabut asap berada pada posisi 150-250 mikro gram per meter kubik, maka kondisi itu dinyatakan sudah tidak sehat dan ketika berada di atas 250 mikro gram per meter kubik sudah dinyatakan sangat tidak sehat," katanya.

"Jadi, tingkat kepekatan kabut asap di wilayah Kota Samarinda pada Kamis pagi sempat pasuk level tidak sehat kemudian pada siang hingga sore mulai menipis, di bawah ambang batas level tidak sehat," jelas Sutrisno.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement