Kamis 22 Oct 2015 03:04 WIB

Pemkab Purbalingga akan Kembangkan Beras 'Tiruan'

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Teguh Firmansyah
Pekerja memikul karung beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis (15/10).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja memikul karung beras di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Kamis (15/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -– Pemerintah Kabupaten Purbalingga melalui Badan Penyuluhan Pertanian dan Ketahanan Pangan (BPPKP), berencana segera memproduksi beras analog. Ini adalah beras 'tiruan' yang berbahan baku umbi-umbian seperti singkong, tepung sagu, jagung, dan beberapa sumber karbohidrat lainnya.

''Beras analog ini merupakan salah satu program dari Kementerian Pertanian untuk mengurangi ketergantungan konsumsi masyarakat terhadap beras padi dan tepung terigu,'' jelas Kepala BPPKP Purbalingga Lily Purwati, Rabu (21/10).

Untuk melaksanakan program ini, dia mengaku sudah menfasilitasi kelompok untuk membuat beras sehat. ''Sekarang sedang persiapan alatnya. Mudah-mudahan bulan depan sudah bisa berproduksi,'' jelasnya.

Dia menyebutkan, meski pun sudah ada petani yang memproduksi beras analog secara sederhana, namun produksinya memang masih terbatas. Hal ini menyebabkan harga beras analog di Purbalingga, masih lebih mahal dibanding dengan beras biasa. Padahal, ketersediaan bahan baku untuk membuat beras analog sebenarnya cukup melimpah.

Dalam rangka pengembangan beras analag ini, pihaknya juga sudah mengajak sejumlah kelompok tani studi banding ke Kebumen dan Gunung Kidul yang sudah memproduksi beras analog. ''Mudah-mudahan pada 2016, kita juga bisa difasilitasi pemerintah pusat seperti Kebumen dan Gunung Kidul untuk mengembangkan program ini,'' jelasnya.

Bila kelak produk beras analog sudah bisa berkembang, dia akan meminta Bupati untuk membuat kebijakan pembelian beras analog oleh PNS di lingkungan Pemkab Purbalingga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement