Ahad 18 Oct 2015 16:40 WIB

BNPB Duga Titik Api di Kalimantan Jauh Lebih Banyak

Kebakaran Hutan
Kebakaran Hutan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan hingga saat ini kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Sumatera dan Kalimantan masih terus terjadi.

"Seiring makin keringnya musim kemarau, maka hotspot kebakaran hutan dan lahan juga masih belum dapat dimatikan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Ahad (18/10).

Dia menambahkan, jumlah titip api atau hotspot di Sumatera dan Kalimantan bersifat fluktuatif.

"Wilayah lahan atau hutan yang terbakar pun terus meluas hingga Kalimantan Timur," katanya.

Dia menambahkan, berdasarkan pantauan Satelit Terra Aqua pada Ahad (18/10) pukul 07.00 WIB di Sumatera terdapat 1.085 titik. Titik api dimaksud berasal dari wilayah Jambi sebanyak 108 titik, Kepulauan Riau 10 titik, Riau 57 titik, Sumatera Selatan 871 titik, Lampung 39 titik.

Sedangkan di Kalimantan, tambah dia, satelit menangkap ada 212 titik api atau hotspot. Titik api dimaksud berada di Kalimantan Barat sebanyak 36 titik, Kalimantan Selatan 11 titik, Kalimantan Tengah 156 titik dan Kalimantan Timur sembilan titik.

Bahkan, BNPB menduga jumlah titik api di Kalimantan bisa saja berjumlah lebih banyak daripada yang ditampilkan oleh citra satelit.

"Hotspot di Kalimantan ini kemungkinan lebih banyak karena sensor satelit tidak mampu menembus pekatnya asap di Kalimantan Tengah," katanya.

Dia menambahkan, upaya pemadaman terus dilakukan baik melalui operasi udara maupun operasi darat. Sejumlah instansi terkait, kata dia, juga terlibat langsung dalam operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan.

"personel gabungan TNI, Polri dan lainnya juga telah dikerahkan dalam operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan," katanya.

Bantuan asing, kata dia, juga berdatangan untuk membantu operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan.

"Bantuan diantaranya berasal dari Malaysia, Singapura dan Australia," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement