Kamis 15 Oct 2015 18:35 WIB
Salim Kancil

Kehidupan Warga Desa Salim Kancil Belum Normal

Rep: Andi Nurroni/ Red: Ilham
Lokasi Balai Desa Selok Awar-Awar menjadi salah satu tempat kejadian perkara pembunuhan Salim Kancil di Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Ahad (11/10). (Republika/Wihdan)
Rumah milik almarhum Salim Kancil yang dibunuh oleh sekelompok orang di Balai Desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Ahad (11/10). (Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, Anshori (33), rekan Salim Kancil dan Tosan yang hadir dalam forum itu juga berharap pemerintah dan penegak hukum menyelesaikan krisis di Desa Selok Awar-Awar dengan cepat dan menyeluruh. Pasalnya, ia sendiri mengaku menjalani hidup sehari-hari dengan was-was.

Ia mengaku masih merasa tegang dan terdorong untuk selalu waspada. "Saya sendiri kan sebelumnya target (pembunuhan). Sebagian besar (pelaku) memang dipenjara, tapi yang lain kan masih berkeliaran," ujar Anshori.

Datang mendampingi rombongan Kemenkopolhukam, Kapolres Lumajang AKBP Fadly Munzir menyampaikan, dalam pendalaman kasus, telah ditetapkan empat bersangka baru dalam perkara pembunuhan dan pengeroyokan. Dengan begitu, kata dia, jumlah keseluruhan tersangka tindak pidana pembunuhan dan pengeroyokan menjadi 28 orang.

Selain 28 tersangka tersebut, ia menyampaikan, pihak kepolisian telah  menyatakan lima tersangka lain berstatus buron. "Kami sudah kirimkan nama-nama mereka ke Mabes Polri," ujar Fadly.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement