REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Paguyuban Driver Pemda DIY yang beranggotakan sekitar 40 orang berhasil mengumpulkan sejumlah uang untuk dropping air bagi masyarakat tidak mampu di Kabupaten Gunung Kidul. Para sopir ini merasa prihatin dengan keadaan masyarakat di sana yang tertimpa kekeringan akut.
‘’Warga di Kabupaten Gunung Kidul tidak mampu membeli air, tidak selalu setiap hari mandi karena kalau mendapatkan air lebih diutamakan untuk minum dan memasak,’’ kata Ketua Paguyuban Driver Pemda DIY Budi Santosa pada Republika.co.id, Rabu (14/10).
Karena itu dalam rangka HUT ke-3 Paguyuban Driver Pemda DIY, mereka mempunyai ide untuk melakukan dropping air bagi warga yang sangat membutuhkannya. ‘’Awalnya kami melakukan dropping air dari uang kas dan iuran anggota. Sebelumnya kami melakukan survey ke Kabupaten Gunung Kidul untuk mengetahui wilayah mana yang warganya banyak yang tidak mampu dan sangat membutuhkan air,’’ ungkap dia.
Pertengahan September lalu kami berhasil membantu 30 tanki air untuk 30 KK warga di Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo, Kabupaten Gunung Kidul. ‘’Mereka benar-benar membutuhkan air dan berasal dari keluarga tidak mampu dan belum pernah mendapat dropping air," katanya.
Menurut Budi, masyarakat kalau butuh air harus mengambil dari sumber air yang jaraknya sekitar 3-4 kilometer. "Alhamdulillah mereka sangat senang mendapat bantuan air," kata Budi yang merupakan sopir mobil dinas Gubernur DIY Sri Sultan HB X ini.
Selanjutnya, karena masih ada warga tidak mampu yang sangat membutuhkan air, para driver Pemda DIY mengumpulkan uang secara sukarela lagi dan berhasil untuk membantu 20 tanki air. Setiap tanki air harganya Rp 100 ribu-150 ribu dengan volume 5.000 liter. Kali ini yang dibantu sekitar 17 KK dan tiga masjid di Desa Ngloro, Kecamatan Saptosari, Gunung Kidul yang diberikan pada Ahad lalu.