Rabu 14 Oct 2015 14:30 WIB

Warga Manfaatkan Tempat Penampungan Kabut Asap

Suasana jalan raya dari Batam Centre ke Nongsa dengan kabut asap akibat kebakaran hutan yang pekat di Batam, Kepri, Selasa (6/10).  (Antara/Yuli Seperi)
Foto: Antara/Yuli Seperi
Suasana jalan raya dari Batam Centre ke Nongsa dengan kabut asap akibat kebakaran hutan yang pekat di Batam, Kepri, Selasa (6/10). (Antara/Yuli Seperi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Warga kota Palangka Raya mulai memanfaatkan tempat penampungan bayi yang disediakan pemerintah provinsi Kalimantan Tengah untuk mencegah infeksi saluran pernafasan akut akibat kabut asap pekat di daerah tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Kalteng Suprastija Budi di Palangka Raya, Rabu (14/10), mengatakan telah ada beberapa keluarga membawa bayi yang terindikasi mengalami ISPA ke tempat penampungan tersebut.

"Bahkan ada bayi yang dirujuk ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Doris Silvanus. Kalau soal jumlah pasti berapa bayi yang dibawa ke tempat penampungan tersebut kurang ingat, tapi tidak sampai belasan," tambahnya.

Tempat penampungan sementara mencegah infeksi bayi penderita ISPA akut akibat kabut asap pekat di ibu kota provinsi Kalteng, Palangka Raya tersebut dipusatkan di gedung milik Dinas Sosial Kalteng Km 7 jalan Tjilik Riwut kota Palangka Raya.

Suprastija mengatakan, fasilitas ini diprioritaskan untuk bayi yang orang tuanya dari keluarga kurang mampu dan rumahnya yang tidak dilengkapi sirkulasi udara yang memadai. "Tempat penampungan bayi itu dipersiapkan tanpa dipungut biaya atau gratis, sehingga keluarga yang memiliki bayi dan terindikasi akan terkena ISPA akibat kabut asap, disarankan segera melaporkan ke Dinkes Kalteng," ucapnya.

Dia mengatakan, bayi yang nantinya dilaporkan dan terindikasi terkena ISPA ersebut akan ditangani tim medis RSUD Doris Silvanus. Apabila tim medis menilai sudah baik, dan tidak menderita ISPA lagi diizinkan untuk dibawa pulang. "Apabila kondisi bayi memburuk maka tim kesehatan dapat segera merujuk ke RSUD untuk ditindaklanjuti. Hal ini dilakukan supaya jangan sampai terjadi kematian terhadap bayi yang bersangkutan," demikian Suprastija.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement