Kamis 08 Oct 2015 08:32 WIB

Menko Luhut Dukung Kepala Suku Raja Tujuh Gelar Mubes

Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan saat memberikan sambutan pada pembukaan Rapat Koordinasi Penanganan Konflik Sosial 2015 di Jakarta, Rabu (16/9).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan saat memberikan sambutan pada pembukaan Rapat Koordinasi Penanganan Konflik Sosial 2015 di Jakarta, Rabu (16/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Ketua badan musyawarah (Bamus) kepala-kepala suku Raja Tujuh wilayah adat Papua Agustinus Donel Ohee menyatakan telah mendapat dukungan dari Menkopolhukam Luhut Pandjaitan terkait rencana pelaksanaan musyawarah besar (mubes) pertama yang melibatkan para tokoh adat di daerah itu November 2015.

"Pada Jumat pekan kemarin saya didampingi Prof Dr Subur Budi Santoso dan Prof Dr Ir Hiras Tobing sebagai pendamping dan penasehat Bamus diterima oleh Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan di VIP Room Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur terkait rencana tersebut," kata Agustinus Donel Ohee di Kota Jayapura, Papua, Rabu (7/10) malam.

Dalam pertemuan tersebut, kata Ohee, ia telah menyampaikan rencana Bamus kepala-kepala suku Raja Tujuh wilayah adat Papua untuk menyelenggarakan Mubes pertama pada November 2015, sekaligus memohon dukungan dan arahan dari Menkopolhukam karena Mubes yang direncanakan diharapkan dapat dibuka oleh Presiden Joko Widodo.

"Saat itu, saya juga memaparkan rencana, visi, misi dan program kegiatan kepada Menkopolhukam bahwa dalam Mubes itu, masyarakat adat ingin mendengar langsung dari pemerintah pusat terkait program dan rencana pembangunan di Papua seperti apa," katanya.

Dengan begitu, lanjutnya, masyarakat adat berharap agar ke depan mereka dapat mengerti dan tahu apa sesungguhnya rencana dan kebijakan dari Pemerintah Pusat selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo untuk membangun Papua. "Sehingga ke depan ada sinergi yang baik agar target dan tujuan pembangunan tersebut bisa didukung oleh semua pihak di Papua dalam kerangka Otonomi Khusus," katanya.

Dengan demikian, kata Ohee, apa yang akan diputuskan dalam mubes pertama itu nanti adalah betul-betul sebuah keputusan untuk semua kepentingan orang Papua dengan adil dan terbuka. "Sudah cukup Papua selalu dijadikan komoditas politik untuk mencari keuntungan bagi pihak-pihak tertentu. Sudah saatnya masyarakat adat Papua terlibat secara aktif dalam membangun dirinya sendiri dalam bingkai NKRI," katanya.

Pada momentum itu, lanjut Ohee, Mekopolhukam juga meminta kepadanya agar Bamus kepala-kepala suku Raja Tujuh wilayah adat Papua jangan menjadi lembaga yang hanya membawa masalah tetapi kalau bisa berkontribusi secara nyata betul-betul memperhatikan kepentingan masyarakat Papua.

"Jangan setelah dapat uang dan bantuan sibuk urus kepentingan pribadi dan politik. Di Papua sudah banyak masalah jangan bikin masalah lagi Pemerintah Pusat selalu dibuat bingung dengan banyak tuntutan dan keinginan," kata Ohee mengutip pernyataan Menkopolhukam.

"Kalau Bamus kepala suku 7 wilayah adat Papua bisa berperan membantu pemerintah ikut menyelesaikan masalah Papua Menkopolhukam akan dukung Bamus," katanya. Ohee juga menambahkan Menkopolhukam berharap Bamus harus bersinergi dengan semua elemen masyarakat adat dan kalau bisa menjadi payung untuk semua elemen masyarakat adat di Papua.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement