REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kukang jawa yang memiliki nama latin Nycticebus javanicus adalah kukang yang paling terancam punah. Ia menjadi salah satu primata paling langka di Indonesia. Bahkan ia termasuk dalam daftar 25 primata terlangka di dunia versi International Union for Conservation of Nature (IUCN).
Di dunia terdapat 14 jenis kukang, tiga diantaranya hidup di Indonesia. Ketiga jenis kukang tersebut adalah kukang jawa, kukang borneo (N. menagensis) dan kukang besar (N. coucang). Hidup di Pulau Jawa, Sumatra dan Kalimantan.
Berdasarkan hasil survei dan monitoring Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi Indonesia (YIARI). Kukang jawa termasuk dalam kategori kritis, sedangkan kukang sumatera dan kalimantan termasuk dalam kategori rentan. Padahal peran kukang di alam sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Staf Survey Release Monitoring YIARI, Hilmi Mubarok mengatakan, saat ini ancaman utama yang dihadapi kukang adalah perburuan dan perdagangan ilegal. Perdagangan terus terjadi karena tingginya permintaan kukang untuk dipelihara.
Biasanya sebelum diperdagangkan gigi taring kukang dipotong. Padahal menurut Hilmi hal tersebut bisa menyebabkan infeksi pada mulut kukang. Akibatnya nafsu makan kukang berkurang. "Akhirnya membuat kukang lemas, sakit dan berujung kematian," ujar Hilmi.
Berdasarkan hasil penelitian, umur kukang yang dipelihara manusia bisanya tidak lebih dari satu tahun. Padahal di alam liar mereka bisa hidup hingga 20 tahun lamanya. Jadi jumlah kukang yang yang mati akibat pemeliharaan kian bertambah setiap tahunnya. Hilmi menegaskan, hal tersebut membuat populasi kukang di alam semakin berkurang.
Selain itu, dalam waktu satu setengah tahun, induk kukang hanya dapat melahirkan satu anak. Anaknya harus menempel dengan induknya hingga delapan bulan lamanya. Jika induknya ditangkap, dapat dipastikan anaknya tidak akan bertahan hidup di alam liar.