REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rencana pemindahan pelabuhan ikan nelayan di wilayah Garut Selatan ke Karang Paranje, Cibalong, Garut, akan ditindaklanjuti Pemprov Jawa Barat. Plt Sekda Jabar Iwa Karniwa, mengaku Pemprov Jabar sudah mendapat informasi dan usulan rencana pembangunan pelabuhan perikanan di lahan Negara yang berada di Cibalong.
“Kami sifatnya menampung saja dan akan diteruskan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan,” ujar Iwa kepada wartawan, Senin (5/10).
Iwa mengatakan, selain memantau lokasi juga tinggal melakukan pendataan apakah pemindahan ini tepat atau tidak. Namun, berdasarkan pemantauannya ke lapangan pada pekan lalu, dari sisi lokasi keberadaan pelabuhan tersebut sudah memadai. “Aksesnya langsung ke jalan besar dan sisi kondisi tanah itu juga tanah Negara,” katanya.
Pemprov Jabar, kata dia, tinggal mengajukan permintaan pada Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk bisa memanfaatkan lahan tersebut demi kepentingan umum yakni untuk pelabuhan perikanan. Nantinya, Ia akan mencoba mengecek ke kementerian sejauh mana usulan itu bisa dipertimbangkan. "Karena ini untuk menampung nelayan yang beroperasi di sana,” katanya.
Menurut Iwa, di lokasi tersebut juga ada tambak udang yang menjadi instalasi Balai Perikanan di Pangandaran. Iwa mengaku, akan terus mendorong dan memfasilitasi bagaimana masyarakat nelayan sekitar bisa meningkatkan usahanya.
“Mereka memproduksi bibit, bibit sudah 25 juta, Alhamdulilah. Isu sudah melampaui jumlah yang disebar ke masyarakat,” katanya.
Sedangkan menurut Sekretaris Bidang Infrastruktur Badan Pengembangan Wilayah Jabar Selatan, Suryaman Anang Suadma, nelayan di daerah tersebut sangat mengharapkan terbangunnya pelabuhan yang representatif. Selama ini, para nelayan melabuhkan kapalnya di kawasan cagar alam Sancang dan cagar laut.
Selain tidak layak secara fisik, kata Anang, lokasi pelabuhan saat ini pun jauh dari jalan raya. Untuk menuju ke jalan raya saja, harus menempuh perjalanan delapan kilo (meter). Anang mengatakan, pelabuhan yang digunakan saat ini pun tidak akan bisa dikembangkan mengingat lokasinya yang berada di kawasan konservasi.
Pemerintah, tidak mungkin mengembangkan pelabuhan tersebut, karena akan bertabrakan dengan UU 41 tentang konservasi alam. "Secara geografis pun, sancang tidak mungkin dikembangkan, karena ini kan untuk pelestarian hutan mangrove," katanya.
Karenanya, kata dia, relokasi pelabuhan sangat diperlukan untuk meningkatkan potensi perikanan. Perpindahan tersebut bisa dilakukan ke Karang Paranje, Desa Karyasari. "Di sini sangat tepat dibangun pelabuhan. Semuanya mendukung," kata Anang.
Dikatakan Anang, para nelayan di Garut selatan ini sangat mengharapkan terbangunnya pelabuhan baru. Kapal nelayan berukuran besar harus bisa berlabuh agar hasil tangkapan meningkat. Yakni, bisa dilabuhi kapal berukuran 50 groston.
Saat ini, nelayan hanya menggunakan kapal congkreng. Kapal berukuran di bawah 20 goston pun tak bisa mendarat di sini. "Jumlah nelayan di lokasi tersebut mencapai 700 orang," katanya.