REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI, Aboebakar Alhabsyi berpendapat, pelaku pembakar hutan di Sumatra dan Kalimantan, tidak cinta tanah air. Apalagi kebakaran hutan kali ini, disebut sebagai yang terburuk sepanjang sejarah.
"Lebih memprihatinkan lagi sebagian persoalan ini disebabkan oleh ulah tangan manusia, bukan faktor Alam," kata Aboebakar, usai sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Ahad (4/10).
Sebagaimana yang disampaikan ilmuan NASA baru-baru ini, saban tahun Indonesia dilanda kebakaran hutan dan kabut asap. Tapi, tahun ini polusi udara yang disebabkan kebakaran hutan di Sumatra dan Kalimantan bisa mencatat rekor baru.
Legislator dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menguraikan, berbagai dampak negatif yang ditimbulkan asap, mulai dampak ekonomis, kesehatan, hingga pendidikan. Transportasi udara, lanjut Aboebakar, Garuda membatalkan 460 jadwal penerbangan akibar kabut asap.
Di Pekanbaru ada 59 penerbangan dibatalkan, di Pontianak 33 penerbangan dibatalkan, sementara di Banjarmasin sebanyak 13 penerbangan. "Coba hitung berapa kerugian materiil yang diakibatkan oleh asap tersebut. Belum lagi aspek kesehatan masyarakat, serta banyaknya sekolah yang terpaksa diliburkan akibat asap tersebut," jelas anggota DPR RI dapil Kalsel I itu.