Senin 05 Oct 2015 13:41 WIB

RS Ini Surplus Setelah Pakai BPJS Kesehatan

Rep: Dyah Ratna Meta Novi/ Red: Andi Nur Aminah
Warga mendaftar program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Umum (RSU) Tebet, Jakarta, Rabu (5/8).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Warga mendaftar program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di Rumah Sakit Umum (RSU) Tebet, Jakarta, Rabu (5/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur RS Mardi Waluyo Lampung, drg Budiono mengatakan, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) berimbas positif pada peningkatan pendapatan seluruh tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit. Hal ini dibuktikan dengan naiknya persentase survei kepuasan karyawan yang sebelumnya 70 persen sekarang menjadi 80 persen.

"Ini juga tak bisa terlepas dari pelayanan yang ramah, setulus hati dan sesuai ketentuan yang berprinsip kendali mutu dan kendali biaya, serta tidak lupa kerja keras," katanya, Senin, (5/10).

Dilihat dari sudut pandang ekonomi, pendapatan bersih yang diterima rumah sakit bisa mencapai 30 hingga 40 persen dari klaim yang dibayarkan oleh BPJS Kesehatan. Ini tak lepas dari bertambah banyaknya jumlah pasien BPJS Kesehatan.  Dengan kondisi ini, dia mengatakan, rumah sakit pun bisa surplus dan selanjutnya digunakan untuk pengembangan rumah sakit.

Pengembangan rumah sakit dipersiapkan dengan tujuan untuk kemajuan pelayanan kesehatan khususnya untuk pesertaan BPJS Kesehatan yang lebih banyak pada tahun mendatang. Faktanya dengan adanya program JKN melalui BPJS Kesehatan, jumlah pasien di rumah sakit sudah 90 persen  memakai kartu BPJS Kesehatan. Sisanya 10  persen pasien umum.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement