Ahad 04 Oct 2015 05:40 WIB

Rizal Ramli Ingin Borobudur Jadi Destinasi Wisata Religi

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli.
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengaku ingin Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, bisa menjadi kiblat wisata bagi umat Buddha dari seluruh dunia.

"Kami ingin bikin Borobudur jadi Makkahnya orang Buddha. Ibaratnya buat orang Islam, harus naik haji dulu sebelum meninggal," katanya saat membuka acara "Tribute to Batik" di salah satu mal kawasan Blok M Jakarta, Sabtu (3/10).

Menurut Menko Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu, Candi Borobudur jauh lebih indah ketimbang Angkor Wat di Kamboja. Oleh karena itu, Rizal menuturkan bahwa dirinya ingin Candi Borobudur menjadi ibarat Makkah bagi umat Islam atau Jerusalem bagi umat Kristen yang patut dikunjungi selama hidup di dunia.

Dengan begitu, kata dia, Bobobudur kemungkinan akan lebih banyak digunakan untuk kegiatan religius. "Tapi kita harus perbaiki," katanya.

Rizal juga menyinggung sejumlah upaya peningkatan pariwisata Indonesia lain, seperti Danau Toba di Sumatera Utara, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Kepulauan Seribu di DKI Jakarta. Menurut dia, Indonesia sudah tidak bisa lagi terus menjual Bali.

"Bali itu sudah oversold. Kita perlu kembangan kawasan wisata baru dan kami menetapkan ada 10 lokasi baru," ujarnya.

Sebanyak 10 lokasi pariwisata itu, yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Bromo (Jawa Timur), Labuan Bajo (NTT), Mandalika (NTB), Morotai (Maluku), Yogyakarta, Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Belitung (Bangka Belitung), dan Tanjung Lesung (Banten).

Pengembangan destinasi wisata itu, menurut Rizal, penting dilakukan guna meraih target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara per tahun dalam 5 tahun mendatang itu. "Jumlah wisatawan mancanegara ke Indonesia itu 10 juta orang, target kami dalam 5 tahun itu 20 juta orang per tahun sehingga yang kerja langsung di sektor itu bisa meningkat dari tiga juta orang menjadi tujuh juta orang. Begitu pula, pekerja tidak langsungnya akan bisa naik dua kali lipatnya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement