Sabtu 03 Oct 2015 20:02 WIB

Tanggulangi Bencana Asap, IPB Koordinir Akademisi

Rep: C34/ Red: Ilham
Gedung IPB
Gedung IPB

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) berencana akan mengkoordinir para peneliti dan akademisi untuk menanggulangi bencana asap di Sumatera dan Kalimantan.

"IPB berniat mengajak serta universitas-universitas di lokasi terdampak, termasuk di Singapura dan Malaysia, juga sejumlah lembaga penelitian seperti LIPI dan CIFOR," ujar Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Kajian Strategis IPB, Hermanto Siregar, Sabtu (3/10).

Menurutnya, Indonesia sudah sekian lama mengalami masalah berlarut tersebut. Bahkan, terdapat istilah ironis "ulang tahun asap".

Selama ini, sejumlah penelitian dan kajian memang telah dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi dan kementerian terkait. Akan tetapi, pelaksanaan itu dipandang masih parsial.

"Mungkin akan optimal hasilnya jika dikerjakan bersama, mengerahkan para saintis dengan pemikiran dan sumber daya memadai," tuturnya.

Langkah awal yang akan diambil IPB ialah menyurati sejumlah universitas terkait dan melihat respon yang diberikan. Apabila terdapat respon dari minimal lima perguruan tinggi, IPB menargetkan pada 2016 pertemuan awal sudah bisa diadakan.

Hermanto mengharapkan, pelaksanaan koordinasi para peneliti itu bisa merumuskan rencana kebijakan penanggulangan bencana asap secara holistik. Terlebih, tahun depan badai El Nino diprediksi akan kembali menghampiri Indonesia. "Lingkaran setan ini harus diputus," ucapnya menegaskan.

Meski terbilang jauh secara geografis dari lokasi bencana asap, IPB ingin secara aktif berpartisipasi menanggulangi segenap bencana yang terjadi di Indonesia. Melalui Pusat Studi Bencana (PSB) di bawah naungan Lenbaga Penelitiab dan Pengabdian kepada Masyarakat, IPB selalu memonitor tiap kejadian bencana.

Tidak hanya meringankan beban korban, ada pula pemikiran-pemikiran tentang bagaimana penanganan bencana yang lebih baik nantinya. Termasuk perbaikan dan pembangunan pascabencana, seperti memikirkan cabang usaha rakyat apa yang harus dikembangkan di lokasi terkait.

"Kami berkomitmen untuk hal-hal tersebut sesuai dengan kewenangan kami sebagai saintis," kata ia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement