Kamis 01 Oct 2015 10:04 WIB

Jokowi: Tak Ada Minta Maaf kepada Keluarga PKI

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Angga Indrawan
Presiden Joko Widodo
Foto: Antara/Andhika Wahyu
Presiden Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini peristiwa kelam Gerakan 30 September (G30S) PKI tak akan terjadi lagi di Indonesia. Kendati begitu, ia tetap mengingatkan semua pihak agar waspada terhadap ancaman gerakan yang dapat memecah-belah bangsa.

"Kita tetap harus waspada. Jangan sampai ada kurang kewaspadaan, sehingga peristiwa seperti ini, meskipun saya yakin tidak akan terjadi lagi. Dan kita berharap peristiwa G30S/PKI ini tidak akan terjadi lagi di bumi pertiwi kita," ucap Presiden usai memimpin upcara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Kamis (1/10).

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga mengklarifikasi isu yang menyebut bahwa dia akan meminta maaf pada keluarga PKI. Presiden menegaskan, tak ada niatan untuk melakukan permintaan maaf itu.

"Sampai saat ini tidak ada pemikiran untuk minta maaf. Jadi kalau mau tanya, tanyakan ke yang nyebar-nyebarin. Jangan tanya ke saya," ucapnya yang memakai setelan jas dan peci hitam.

Beredar pesan berantai di masyarakat bahwa Presiden Jokowi akan menghadiri reuni akbar bersama keluarga PKI di Gelora Bung Karno pada Rabu (30/9). Dalam pesan yang disebar melalui jaringan media sosial itu disebutkan bahwa Presiden Jokowi juga akan meminta maaf pada PKI.

Namun, Sekretaris Kabinet Pramono Anung langsung membantah hal tersebut. Dia menegaskan, isu yang menyebut Presiden Joko Widodo akan meminta maaf pada PKI adalah fitnah. 

"Kita semua, terutama para pembantu presiden, resah dengan fitnah yang dilakukan secara masif berkaitan dengan permohonan maaf dan kehadiran presiden di acara itu," kata Seskab di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (30/9).

Sementara, Wakapolri Budi Gunawan juga menyatakan pihaknya telah mengantongi nama penyebar isu yang telah membuat keresahan di masyarakat tersebut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement