REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG – Kalangan buruh di Kabupaten Bandung mengkhawatirkan pemilihan kepala daerah (pilkada) di kabupaten tersebut akan menimbulkan konflik antara para pendukung tiap pasangan calon (paslon). Apalagi, potensi tersebut ada karena jumlah paslon yang mengikuti pilkada cukup banyak.
Ketua Gabungan Serikat Pekerja Merdeka Indonesia (Gaspermindo) Kabupaten Bandung Mulyana Ariawinata menuturkan, potensi kekisruhan tersebut memang ada di Kabupaten Bandung. “Yang kalah pasti kecewa, dan kalau mereka menggerakan massa, ya rusuh,” tutur Mulyana, Rabu (30/9).
Dampak kerusuhan tidak hanya terjadi pada aspek sosial, tetapi juga ekonomi. Pengusaha pun akan enggan menanamkan modalnya di Kabupaten Bandung karena tidak mendapatkan jaminan keamanan. Selain itu, pengusaha yang sudah berinvestasi pun akan menurunkan produksinya. Jika begitu, para buruh menjadi korban.
Kondisi perekonomian sekarang saja sudah sangat memberatkan para pelaku usaha dan buruh. Harga bahan baku yang kebanyakan didatangkan secara impor, seperti di sektor usaha tekstil di Majalaya, menjadi sangat mahal. Akibatnya, banyak perusahaan yang mengurangi produksi.