Senin 28 Sep 2015 20:50 WIB

Gara-gara Asap Sekolah di Dharmasraya Kembali Diliburkan

Rep: c70/ Red: Taufik Rachman
Pelajar berjalan menembus kabut asap di kawasan Rimbo Panjang, Tambang, Kampar, Riau, Selasa (1/9). Akibat Kabut asap kebakaran lahan gambut, sudah mulai menggangu lalu lintas jalan karena jarak pandang yang terbatas.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Pelajar berjalan menembus kabut asap di kawasan Rimbo Panjang, Tambang, Kampar, Riau, Selasa (1/9). Akibat Kabut asap kebakaran lahan gambut, sudah mulai menggangu lalu lintas jalan karena jarak pandang yang terbatas.

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG -- Kabut asap yang menyelimuti Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat (Sumbar) dampak dari kebakaran lahan dan hutan kiriman dari provinisi Jambi, Riau dan Sumatra Selatan (Sumsel), semakin pekat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dharmasraya akhirnya kembali meliburkan sekolah-sekolah mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga SMA.

"Sudah berada di level berbahaya, jarak pandang hanya 100 meter. Makanya kita liburkan kembali," kata Pejabat Bupati Dharmasraya Syafrizal Ucok, Senin (28/9). Menurutnya, kepekatan asap akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan siswa sekolah. Sebab, lanjutnya, ketahanan tubuh anak sekolah tidak sama dengan orang dewasa.

"Kasihan mereka menghirup udara yang tak sehat. Jika besok masih tebal, akan kita liburkan lagi," ujarnya.

Dikatakannya, kabut asap kembali menyelimuti Kabupaten Dharmasraya sejak Sabtu (26/9) lalu. Ia menjelaskan, berdasarkan hasil pengujian laboraturium, kualitas udara memburuk dengan tingkat konsentrasi aerosol atau partikel debu (PM10) mencapai 400 mikrogram per meter kubik.

Pemkab Dharmasraya, kata Syafrizal, sudah menetapkan status tanggap darurat bencana asap sejak 15 September lalu. ia mengatakan, Pemkab Dharmasraya berharap jangan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan di daerahnya. Pasalnya, dalam beberapa minggu belakangan, terpantau sejumlah titik panas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement