Sabtu 26 Sep 2015 13:40 WIB

Pengamat: Arab Saudi Dikenal Tertutup Harusnya Terbuka Investigasi Mina

Almarhum Hamid Atwi Tarji Rofia, jamaah haji Indonesia korban insiden Mina pada Kamis (24/9).
Foto: Antara
Almarhum Hamid Atwi Tarji Rofia, jamaah haji Indonesia korban insiden Mina pada Kamis (24/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat masalah Timur Tengah dari Universitas Indonesia Dr Yon Machmudi berpendapat pemerintah Arab Saudi seharusnya secara terbuka mengumumkan hasil investigasi resmi mengenai tragedi Mina, Kamis (24/9), yang menewaskan lebih dari 700 orang itu.

"Memang selama ini Saudi terkenal tertutup dalam berbagai kebijakannya. Tetapi karena peristiwa ini menyangkut kepentingan dan keselamatan rakyat dari berbagai negara, keterbukaan itu perlu dikedepankan," ujar Yon Machmudi di Jakarta, Sabtu (26/9), menanggapi kasus Tragedi Mina yang kembali terulang.

Selanjutnya, kata Yon, perlu dipikirkan untuk dilakukan audit internasional untuk menilai pelaksanaan haji oleh Arab Saudi itu agar memenuhi standar pelayanan internasional dari A sampai Z. Menurut dia, hal itu perlu dilakukan agar para jamaah haji bisa menunaikan ibadahnya secara tenang dan nyaman.

Dosen Fakultas Ilmu Budaya UI itu menilai, tragedi Mina seharusnya menjadi pembelajaran penting dalam pengelolaan ibadah haji yang melibatkan jamaah haji dalam jumlah besar dan memiliki potensi resiko keselamatan.

"Janganlah peristiwa ini dijadikan sebagai isu politik yang menghadapkan pada sikap Saudiphobia maupun Saudiphilia. Pada satu sisi ada yang antipati terhadap Saudi (xenophobia), sementara yang lain justru sebaliknya dengan bersikap bahwa semua berkaitan dengan Saudi selalu benar (xenophilia)," ujarnya.

Akibatnya, lanjut Yon, di media-media sosial berkembang berbagai macam informasi yang berusaha membawa pada isu-isu lain. Sebagai contoh, katanya, dalam menjawab fakta mengapa para jamaah haji yang jumlahnya ribuan itu bisa berjatuhan dan saling injak di antara mereka ternyata berita yang beredar memiliki banyak versi.

Ada yang menyebut karena kesalahan para jamaah Iran (syiah) yang tidak pernah mengikuti aturan dengan berjalan melawan arus tetapi ada juga yang menyebutkan karena terhalang oleh rombongan VIP dari keluarga kerajaan.

"Padahal di situ kan ada CCTV dan saksi mata. Tentunya untuk menjawab kesimpangsiuran terhadap tragedi Mina ini proses investigasi harus terbuka dan independen. Negara-negara yang rakyatnya menjadi korban berhak tahu secara detail mengapa peristiwa ini terjadi," katanya. Kalau perlu, kata Yon, dilakukan investigasi bersama karena para korban berasal dari berbagai negara.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement