REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Pemerhati Lingkungan hidup Emil Salim meminta masyarakat agar tidak merusak dan memutus siklus alam yang sudah berjalan sesuai proses karena kini sudah terlihat dampaknya, yakni adanya perubahan cuaca dan kondisi alam.
"Perubahan cuaca yang terjadi di beberapa daerah, termasuk Kota Batu merupakan dampak dari terputusnya siklus alam yang terjadi akibat perbuatan manusia. Betapa pentingnya menjaga siklus alam yang sudah berjalan secara alamiah ini," ujar Emil Salim dalam Seminar Lingkungan Hidup dengan tema "Memanusiakan Manusia dengan Alam" di Museum Satwa Kota Batu, Jawa Timur, Jumat (26/9).
Menurut Emil, patokanya adalah dengan membiarkan hukum alam berjalan penuh seperti apa adanya dan alamiah. Jangan merusak siklus alam ini, air menguap, menguap jadi hujan, hujan yang turun meresap ke dalam tanah dengan pepohonan yang ada, menjadi sumber air, air kembali lagi seterusnya.
Kalau tanah sudah tidak ada, hujan turun tidak ada penyerapan, artinya siklus alam ini sudah terputus, bahkan mungkin sudah rusak akibat ulah manusia.
Selain meminta untuk tidak memutus siklus alam, Emil juga menyarankan perlunya komitmen tentang tata ruang kota untuk mendukung pelestarian lingkungan.
"Rencana tata ruang, mana yang mutlak di pertahankan alamnya, ya wajib dipertahankan, termasuk kehijauan alamnya," kata Emil Salim yang juga mantan Menteri Lingkungan Hidup di era Presiden Soeharto tersebut.