Kamis 24 Sep 2015 14:47 WIB

Nilai Ibadah Kurban Harus Jadi Cambuk Entaskan Kemiskinan

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar mengajak kepada semua birokrat untuk bisa memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai sosial ibadah kurban yang dilakukan pada saat Hari Raya Idul Adha 1436 Hijriah. Menurut dia, Idul Adha mempunyai dua dimensi, yaitu ritual-transendenta dan sosial.

Di mana ritual qurban tersebut sebagai wujud penghambaan manusia dalam ekspresi syukur kepada Allah SWT. Dimensi kedua, yaitu dimensi sosial yang tergambar dari komponen pembagian hasil penyembelihan hewan kurban kepada fakir miskin.

"Di sini ditujukan untuk menimbulkan nuansa egaliter dalam masyarakat," ujar Marwan dalam siaran pers di Jakarta Selatan, Kamis (24/9).

Dimensi sosial dari kurban, menurut Marwan harus menjadi semangat para birokrat di lingkungan Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi untuk meningkatkan produktifitas kerja dan mengentaskan angka kemiskinan di perdesaan.

"Nilai-nilai ibadah kurban harus menjadi cambuk untuk meningkatkan produktivitas kerja demi mengentaskan kemiskinan yang masih banyak terjadi di perdesaan," imbuhnya.

Marwan menambahkan, ibadah kurban selain sebagai bentuk penghambaan kita kepada Allah, juga harus ditindaklanjuti dengan peningkatan kualitas moral dan sosial para pekurbannya.

"Ibadah dalam bentuk ritual belumlah sempurna jika tanpa dibarengi ibadah dalam bentuk kepekaan dan kepedulian sosial. Jika kita dapat mengaktualisasikan kesalehan individual-personal melalui ibadah, menjadi suatu kesalehan sosial, maka kita bisa menjadi manusia yang mendatangkan rahmatan lil alamin," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement