Rabu 23 Sep 2015 06:22 WIB

Fadjroel, Mantan Aktivis yang Kini Jadi Komisaris Utama BUMN

Rep: C05/ Red: Erik Purnama Putra
Aktivis Fadjroel Rachman (kiri).
Foto: Antara
Aktivis Fadjroel Rachman (kiri).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Fadjroel Rachman baru saja terpilih menjadi Komisaris PT Adhi Karya Tbk. Dari berbagai sumber, Republika mencoba merangkum profil singkat mantan aktivis yang dikenal sebagai  pendukung Jokowi di Pilpres 2014.

Lelaki kelahiran 17 Januari 1964 ini mengenyam pendidikan S1-nya di Institut Teknologi Bandung (ITB) mengambil jurusan kimia. Lalu dilanjutkan dengan pendidikan S2 di Fakultas Hukum Universitas Indonesia jurusan Hukum Ekonomi. Sedangkan S3-nya dia ambil di kampus yang sama dengan jurusan Manajemen Keuangan dan Moneter.

Pada masa mudanya, Fadjroel banyak berkiprah dalam aktifitas gerakan mahasiswa Di ITB, aktif dalam kegiatan sastra, pers, kebudayaan, dan kelompok studi, antara lain: Presiden Grup Apresiasi Sastra (GAS), Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyakatan (PSIK), Kodim Sabtu (Kelompok Diskusi Mahasiswa Sabtu), Badan Koordinasi Unit Aktivitas (BKUA) ITB, Komite Pembelaan Mahasiswa (KPM) ITB, Majalah Ganesha ITB (Pendiri dan Ketua Dewan Redaksi), serta Kelompok Sepuluh Bandung.

Pada masa represif Soeharto, dirinya sempat masuk penjara. Bersama lima kawannya Fadjroel mendekam di ruang tahanan Bakorstranasda selama satu tahun sebelum akhirnya dijatuhi hukuman tiga tahun penjara. Ia terlibat menuntut penurunan Soeharto dan menjadi tahanan politik berpindah-pindah enam penjara termasuk Sukamiskin dan Nusakambangan.

Pada 2009, ia menggugat aturan capres independen ke Mahkamah Konstitusi. Sayangnya, usahanya gagal lantaran MK tidak mengabulkan gugatannya. Pada periode pemerintahan SBY, Fadjroel dikenal kritis. Namun, suara lantangnya tidak terdengar lagi ketika Jokowi berkuasa, hingga akhirnya ditunjuk sebagai komisaris utama BUMN yang bergerak di bidang konstruksi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement