Selasa 22 Sep 2015 10:36 WIB

Tokoh Lintas Agama di Bali Gelar Doa Bersama

Sejumlah umat melepaskan lampion ke udara saat memperingati Hari Perdamaian Dunia 2015 di Taman Gong Perdamaian Dunia, Denpasar, Senin (21/9).
Foto: Antara
Sejumlah umat melepaskan lampion ke udara saat memperingati Hari Perdamaian Dunia 2015 di Taman Gong Perdamaian Dunia, Denpasar, Senin (21/9).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Tokoh lintas agama di Bali bersama puluhan warga setempat menggelar doa bersama dalam memperingati hari perdamaian dunia di Taman Gong Perdamaian Desa Kertalangu, Denpasar, Senin (22/9) malam.

Lima tokoh lintas agama, yakni agama Islam, Hindu, Budha, Kristen Protestan dan Katolik mengajak puluhan warga Bali untuk menerbangkan ratusan lampion ke udara. Bersamaan dengan itu juga dilepas ratusan balon dan burung dara sebagai simbol perdamaian.

Suardana, pengurus Yayasan Santi Buana mengatakan, warga Bali bersama lima tokoh agama berkumpul di Taman Perdamaian Desa Kertalangu, Denpasar untuk melakukan doa bersama guna memperingati hari perdamaian dunia.

"Suatu yang semula dipadati warga Bali, nampak tenang saat lima pemimpin tokoh agama memimpin doa. Dalam doa ini kami memohon agar kehidupan manusia di dunia berjalan dengan damai tanpa ada permusuhan, " ujar Suardana.

Dia menjelaskan, dengan doa yang diteruskan simbol menerbangkan ratusan lampion diikuti dengan pelepasan ratusan balon serta burung dara, diharapkan kehidupan di dunia ini selalu bersahabat. "Saya berharap dengan terlaksananya peringatan ini dengan lancar, tidak ada peperangan lagi di dunia ini, semua manusia diharapkan hidup rukun dan damai," ujar Suardana.

Kegiatan yang melibatkan masyarakat dari berbagai latarbelakang agama, budaya dan adat itu bertujuan untuk mengajak umat manusia lebih mengedepankan perdamaian, ketenteraman dan hidup berdampingan satu sama lainnya.

Gema perdamaian yang digelar secara berkesinambungan itu diharapkan mampu menyuarakan serta menggemakan pesan-pesan perdamaian dari Bali ke seluruh penjuru dunia. Gema Perdamaian merupakan gerakan spontanitas tanpa melihat siapa dan dari golongan apa mereka, ujar ujar Suardana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement