REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua bocah sekolah dasar (SD) kelas dua terlibat baku hantam karena saling ejek. Akibat hal tersebut, satu anak harus meninggal akibat luka dalam di bagian kepala belakang.
Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat, menceritakan kejadian bermula saat lomba menggambar di sekolah, kedua bocah R (8 tahun) dan A (8 tahun) terlibat saling ejek. Keduanya kerap saling ejek dengan perkataan gendut dan menyebut nama orang tua.
Sebab tak terima, keduanya sempat terlibat perkelahian hingga R melayangkan pukulan telak di kepala bagian belakang A. Semula A yang terjatuh pingsan langsung dibawa ke UKS oleh pihak guru.
Sayangnya, kondisi A yang setengah sadar dan ada benjolan di bagian belakang kepala tak begitu digubris oleh sekolah. Hingga saat siang hari A keadaanya semakin memburuk, pihak sekolah membawa A ke RS. Fatmawati.
"Nyawanya tidak tertolong, akhirnya wafat setelah sampai di RS. Fatmawati," ujar Wahyu saat dihubungi Republika, Ahad (20/9).
Akibat hal tersebut, ibu R melaporkan kejadian ini ke Polsek Kebayoran Lama, Sabtu (19/9). Laporan tersebut kemudian di proses oleh polisi, polisi memeriksa beberapa saksi terkait hal ini. Wahyu mengatakan setidaknya tujuh saksi sudah dimintai keterangan terkait hal ini.
Tujuh saksi tersebut terdiri dari Guru dan siswa yang saat kejadian berada di sekolah. Selain memeriksa saksi saksi, polisi juga memeriksa CCTV yang ada di sekolah.
"Kita juga masih menunggu hasil visum dan otopsi. Hasil visum sementara memang ada luka memar di bagian kepala belakang," ujar Wahyu.
Saat ini jenazah A sudah dimakamkan di TPU Wakaf Bungur, Kebayoran Lama. Pihak keluarga sudah menerima permintaan maaf dari pihak Keluarga R. Namun, karena sudah masuk laporan polisi, proses hukum akan tetap berjalan.