Sabtu 19 Sep 2015 23:06 WIB

136 Personel Diterjunkan Padamkan Kebakaran Lahan di Sampit

 Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Ilir melakukan pemadaman kebakaran lahan gambut dari udara di Daerah Sei Rambutan, Ogan Ilir, Indralaya, Sumatera Selatan, Kamis (17/9).  (Antara/Nova Wahyudi)
Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Ilir melakukan pemadaman kebakaran lahan gambut dari udara di Daerah Sei Rambutan, Ogan Ilir, Indralaya, Sumatera Selatan, Kamis (17/9). (Antara/Nova Wahyudi)

REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Sebanyak 136 personel dari berbagai unsur tim gabungan diturunkan untuk memadamkan kebakaran lahan di Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.

"Hari ini ada 136 kekuatan yang kami kerahkan untuk memadamkan kebakaran lahan di Sampit dan sekitarnya, di samping kekuatan di Koramil dan tim-tim yang kami kirim masuk ke dalam-dalam yang tidak bisa dijangkau Damkar (pemadam kebakaran)," kata Komandan Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Letkol Kav Enda M Harahap di Sampit, Sabtu.

Sabtu pagi, Enda yang juga Komandan Kodim 1015 Sampit ini memimpin apel gabungan di posko operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan di Markas Pemadam Kebakaran di Jalan S Parman. Dia memberi arahan kepada tim gabungan dengan harapan pembagian tugas bisa mengefektifkan upaya di lapangan.

Personel yang dikerahkan berasal dari TNI, Manggala Agni, Pemadam Kebakaran, Palang Merah Indonesia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan lainnya. Enda berharap masyarakat memberi prioritas kepada armada pemadam kebakaran yang sedang melintas di jalan raya.

"Damkar mobilnya besar, sementara jalan kami kecil. Kalau mereka lewat, masyarakat tolong menghindar karena mereka butuh kecepatan sampai ke lokasi agar api tidak membesar. Kalau lihat mobil Damkar dan ada sirine, minggir saja, biarkan Damkar lewat. Khawatirnya terjadi korban dan lainnya," ujar Enda.

Enda mengklaim titik api sudah jauh berkurang. Terkait asap yang masih cukup pekat, menurutnya, asap tersebut diduga berasal dari kawasan lain yang terbawa angin yang bertiup dari arah Timur sehingga membuat asap terkonsentrasi di Sampit dan jarak pandang hanya berkisar antara 200 hingga 300 meter.

Saat ini sebagian masyarakat sudah peduli untuk membantu menanggulangi kebakaran lahan, namun tidak sedikit yang masih kurang peduli. Enda mengimbau masyarakat tidak membuka lahan dengan cara membakar.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement